FEMINIA- Dokter Ahli Paru di Bukittinggi, Sumatera Barat, mengatakan kasus COVID-19 varian Omicron cukup berbahaya dari segi penyebarannya, setidaknya bisa menginfeksi 16 hingga 30 orang dari satu orang yang terinfeksi.
"Varian delta ikatannya cepat terhadap reseptor pada saluran nafas, namun tidak secepat Omicron. Artinya, varian Delta itu satu orang dapat menginfeksi 8 orang, sedangkan varian Omicron, satu orang bisa menginfeksi 16-30 orang sekaligus," kata Dokter Deddy Herman di Bukittinggi, Senin.
Ia mencontohkan jika satu orang di kantor positif, satu kantor itu, bisa positif dan apabila satu orang di rumah positif seluruh rumah bisa positif.
"Artinya, menular sangat cepat, karena daya ikatnya terhadap reseptor yang ada pada saluran nafas itu kuat. Virus itu menempel kuat pada saluran nafas," kata Deddy yang pernah ditugaskan di Wisma Atlet Jakarta.
Menurutnya, ada perbedaan varian delta dengan varian Omicron dalam tubuh.
"Untuk varian Delta mudah berkembang dalam tubuh, sehingga banyak kematian dengan cepat, namun Omicron membelahnya lambat, sehingga efeknya atau gejalanya lebih ringan dibanding varian delta," ujarnya.
Namun, menurutnya varian Delta memang menyebabkan kematian dengan cepat, tapi varian Omicron bisa mengenai orang dengan jumlah yang lebih banyak.
"Akibat penyebaran lebih banyak, risiko terkena pada anak-anak atau orang tua dengan imun rendah dan rentan juga lebih besar dan bisa membuat kondisinya jadi lebih buruk," lanjutnya.
Untuk gejalanya, kata Deddy, ada perbedaan jelas antara varian Delta dan Omicron.
"Untuk varian Delta pasien akan mengalami hilang penciuman dan rasa, sedangkan varian Omicron, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan hebat batuk batuk dan nyeri tenggorokan," kata dia.
Ia menambahkan Omicron sama seperti varian yang lain, baik delta atau varian lain, yang merupakan turunan dari COVID-19 dengan sifat Omicron sedikit berbeda dibandingkan varian Delta yang banyak menyebabkan kematian pada tahun lalu.
Saat ini terdapat pasien COVID-19 yang dirawat di Bukittinggi, satu pasien mengalami pemburukan atau kondisi buruk.
"Pasien tersebut merupakan warga usia lanjut. Artinya, pada orang tua yang imunitas sangat rendah dan risiko kematian cukup tinggi," kata Deddy. (tar)