FEMINIA- Kampung Durian, objek wisata agro yang berada di Desa Datar Lebar, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu telah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendorong pembangunan desa setempat dan sekitarnya.
Masyarakat di sekitar kini bisa berjualan, tidak hanya durian, tetap hasil kebun lainnya di sepanjang jalan menuju Kampoeng Durian, sementara infrastruktur jalan perlahan-lahan mulai dibenahi.
Keberadaan destinasi wisata baru Kampoeng Durian setidaknya telah mengangkat perekonomian masyarakat sekitar yang dulunya menjual hasil kebun kepada pengepul dengan harga yang lebih murah.
Sekarang mereka bisa menjual hasil kebunnya, baik durian, petai, jengkol, dan lainnya dengan harga yang lebih tinggi. Pedagang buah durian yang dulunya hanya menjual dengan harga Rp5 ribu sebutir durian kecil, Rp10 ribu ukuran sedang, dan Rp15 ribu ukuran besar, kini terbantu dengan hadirnya Kampoeng Durian.
Kini mereka bisa menjual dengan harga Rp10 ribu hingga Rp15 ribu durian ukuran kecil, Rp20 ribu hingga Rp30 ribu untuk ukuran sedang dan ukuran besar berkisar Rp35 ribu hingga Rp50 ribu per buah.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, objek wisata agro baru Kampoeng Durian itu berangsur menjadi lokasi favorit masyarakat sekitar menikmati liburan bersama keluarga, khususnya pada akhir pekan.
Pria asal Kota Bengkulu yang membangun Kampoeng Durian, Mardian Farizal, merupakan pemilik kebun seluas 14 hektar di Desa Datar Lebar tersebut.
Menurutnya, ide awal pembangunan objek wisata Kampoeng Durian itu muncul karena di kebunnya itu berlimpah pohon durian, ditambah pemandangan alam yang pegunungan dan sungai yang indah.
"Karena lokasi memiliki pemandangan gunung jadi mulai ditata perlahan jadi tempat wisata, meskipun awalnya tidak ada niatan untuk buat tempat wisata," kata Mardian.
Awal pembangunan tempat wisata Kampoeng Durian dimulai pada pertengahan 2020 dan seluas 2 hektar lahan yang saat ini dimanfaatkan untuk membangun fasilitas-fasilitas wisata.
Dengan pemandangan pegunungan yang indah, menurut pengunjung asal Kota Bengkulu bernama Gustari Johandari, Kampoeng Durian menjadi tempat liburan keluarga yang hangat.
"Selain menyediakan pemandangan yang indah, di Kampoeng Durian juga disediakan lokasi pemandian untuk pengunjung," ujarnya.
Tidak hanya itu, di Kampoeng Durian pengunjung juga dapat menikmati suasana menunggu buah durian jatuh dan dapat langsung menikmati buah tersebut langsung dari pohonnya, meskipun momen itu hadir hanya saat musim durian dan buah siap dipanen.
Untuk menuju lokasi Kampoeng Durian, pengunjung yang dari Kota Bengkulu harus menempuh perjalanan sekitar 30 kilometer menuju Desa Bajak I, Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah.
Setelah sampai ke Desa Bajak I, pengunjung kemudian menuju Desa Datar Lebar dengan menempuh perjalanan selama kurang lebih 20-25 menit dengan kendaraan bermotor.
Akses jalan menuju Desa Datar Lebar sebagian telah beraspal dan ada jalan yang masih tanah berlapis kerikil, namun cukup rata dan keras.
Setelah sampai di akses utama Kampoeng Durian, pengunjung yang ingin menikmati wisata air harus melewati medan menurun yang cukup tinggi karena lokasinya di lembah.
Selain menyajikan perkebunan durian yang rindang yang ketika berbuah dapat dinikmati oleh pengunjung dan menjadi ikon wisata tersebut, menurut Mardian, pihaknya juga berencana melengkapi wisata Kampoeng Durian dengan beberapa tanaman buah lainnya, seperti alpukat, jeruk, dan kelapa.
Dengan begitu, pengunjung tidak hanya bisa menikmati pemandangan, namun juga bisa menikmati berbagai buah segar yang langsung dipetik dari pohonnya.
Pemandian pinggir sungai
Selain menyediakan kerindangan pohon-pohon durian berikut buahnya, Kampoeng Durian juga dilengkapi pemandian di pinggir sungai dengan pemandangan pegunungan yang indah.
Pemandian tersebut dibangun tiga tingkat agar pengunjung dapat bermain air di lokasi dengan leluasa sambil menikmati pemandangan di pinggir persawahan serta barisan bukit hijau berjejer mengelilingi tempat tersebut.
Aliran sungai tersebut tenang dan dangkal, sehingga pengunjung dapat mengajak anak-anak mandi dan bermain air di sungai.
Pondok tempat istirahat
Mardian mengatakan, agrowisata Kampoeng Durian dilengkapi dengan pondok-pondok peristirahatan yang bisa diakses secara gratis, kecuali yang berada di pinggir pemandian, pengunjung dikenai biaya Rp10 ribu per jam untuk beristirahat.
Pemberlakuan tarif bagi pondokan di pinggir pemandian ditetapkan agar tidak terjadi penumpukan pengunjung, sedangkan yang sedikit jauh dari pemandian bisa dimanfaatkan pengunjung secara gratis.
Di Kampoeng Durian saat ini terdapat 22 pondokan yang dapat digunakan oleh pengunjung, dengan rincian 10 unit pondok yang berada dekat pemandian dan 12 pondok berada di seberang sungai tepat di tepi persawahan.
Berdayakan warga sekitar
Mardian mengungkapkan bahwa pihaknya sekarang mempekerjakan warga desa di sekitar lokasi untuk mengelola Kampoeng Durian, termasuk sebagian dari Kecamatan Taba Penanjung.
Dengan mempekerjakan 15 pekerja, Mardian ingin meningkatkan perekonomian warga sekitar itu, selain juga menjamin keamanan pengunjung karena para pekerjanya mengenal benar medan di lokasi.
Selain mempekerjakan masyarakat sekitar, Kampoeng Durian juga ikut dalam pembangunan infrastruktur di desa sekitar khususnya di Desa Datar Lebar.
Kepala Desa Datar Lebar, Budi, menjelaskan bahwa dengan adanya wisata Kampoeng Durian saat ini infrastruktur jalan di desanya perlahan-lahan mulai membaik.
Sebelum ada Kampoeng Durian, katanya, kondisi jalan di desanya cukup memprihatinkan bahkan masih jalan tanah liat saja, namun saat ini sudah lebih baik dengan lapisan batu dan pasir meskipun belum diaspal.
"Meskipun yang dibantu bukan jalan utama, tapi hal tersebut cukup membantu kami," ujarnya.
Selain itu, pemilik Kampoeng Durian juga berencana untuk membantu membangun infrastruktur pelengkap lainnya agar Desa Datar Lebar lebih dikenal oleh masyarakat luas.(tar)