Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Studi: TikTok Bisa Ganggu Kesehatan Mental Remaja



FEMINIA-Dua tiga tahun terakhir, TikTok menjadi platform media sosial yang populer. Sayangnya, belum ada riset yang mengungkap tentang dampak TikTok terhadap kesehatan mental penggunanya.

Padahal TikTok sudah punya lebih dari 1 miliar pengguna. Para peneliti kesehatan masyarakat belum banyak tahu tentang dampak TikTok terhadap kesehatan mental penggunanya, yang kebanyakan adalah remaja dan anak muda.

Hal ini jadi perhatian bagi para peneliti, sebab platform media sosial bisa saja membahayakan, terutama untuk kesehatan mental sekelompok anak muda.

Peneliti Kebijakan Kesehatan di London School of Hygiene & Tropical Medicine Marco Zenone mengatakan, "Platform ini (TikTok) sangatlah besar, namun hampir tidak ada penelitian ilmiah tentangnya."

Zenone percaya, urgensi peneliti untuk mulai mencari tahu apakah TikTok punya bahaya dan masalah serupa dengan platform lainnya sangatlah mendesak.

Masalah dan bahaya yang dimaksud adalah kemungkinan TikTok bisa mengikis kesehatan mental sejumlah remaja perempuan, hingga kemungkinan TikTok bisa jadi sumber hal negatif lainnya.

"Saya pikir TikTok jadi terkenal dengan cepat, sementara penelitian belum bisa mengejar ketinggalan (dari laju TikTok yang masif). TikTok kini punya 1 miliar pengguna, kami melihat penelitian di luar baru pada seputar Facebook, Instagram, dan platform terkait. Hal ini mengkhawatirkan kami sebagai peneliti kesehatan," kata Zenone.

Untuk itulah, bersama dengan sejumlah pihak lainnya, Zenone menerbitkan agenda penelitian yang diusulkan untuk menguraikan bidang yang perlu diteliti oleh para ahli. Bidang yang perlu diteliti mulai dari cara penggunaan alkohol dan vaping yang disajikan di platform hingga saran medis yang diberikan oleh sejumlah pengguna TikTok.

Menurutnya, hal ini jadi kebutuhan mendesak sehubungan dengan maraknya misinformasi mengenai Covid-19. Selain itu, kemungkinan penelitian juga akan berfokus pada kebijakan moderasi. Para peneliti juga mengaku khawatir mengenai apa yang mungkin terjadi ketika pengguna berbagi hal pribadi dan sensitif yang kemudian jadi viral.

Peneliti takut, platform TikTok memiliki dampak yang sama pada kesehatan mental remaja seperti Instagram.

"Media sosial biasanya mengalami masalah yang serupa antarplatform, meski skalanya berbeda. Ini adalah salah satu alasan kami ingin melakukan penelitian dan melihat apa dampaknya," tutur dia.

Ia mengatakan, karena mayoritas pengguna TikTok adalah anak muda, sebisa mungkin para peneliti ingin TikTok jadi lingkungan yang seaman mungkin bagi pengguna muda.

"Saya percaya kita harus membuat TikTok akuntabel. Salah satu caranya, dengan memastikan kita tetap update dengan apa yang terjadi di dalam platform," tuturnya.(mr/mdk)