Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Main di Film Panas, Artis Jepang Asuka Hoshino Sempat Depresi dan Merasa Dieksploitasi




FEMINIA-Meski disebut sebagai industri yang paling menguntungkan, dunia film panas Jepang tak jauh dari kisah sedih para artis yang seringkali merasa terjebak dalam lingkaran setan. Bahkan, tak jarang artis-artis ini berusaha mencari jalan keluar instan lewat kematian di tengah minimnya jaminan masa depan.

Salah satu artis dewasa Jepang yang sempat merasa sangat tertekan adalah Asuka Hoshino. Kini berusia 35 tahun, Asuka sempat menulis di blog pribadinya mengenai pengalamannya berakting di industri porno Jepang sebagaimana dilansir dari Tokyo Reporter, pada Selasa (30/11/2021).

"Aku pertama kali dikenalkan dengan Tuan A oleh sebuah agensi besar. Aku kira aku bisa memercayainya, karena mereka bilang aku tak bisa sukses tanpa bermain film panas. Kini aku sangat depresi dan sering mengalami serangan panik. Aku takut bertemu orang, susah makan, dan hampir bunuh diri," tulisnya.

Karena tak tahu apa-apa, Asuka akhirnya terjebak dalam industri panas itu dengan menggunakan nama aslinya. Kesalahan itu pun kini membuatnya kesulitan untuk menyembunyikan identitasnya bahkan setelah berhenti berperan dalam film panas.

"Mereka tak pernah bertanya apa aku ingin nama panggung, jadi aku menggunakan nama asli. Sampai sekarang itu masih menjadi masalah, aku benar-benar berharap tak pernah dilahirkan," lanjutnya.

Selain Asuka, ada banyak lagi bintang film panas dari Jepang yang mengalami kejadian mirip. Seorang penulis bernama Atsuhiko Nakamura pernah merilis sebuah buku yang berisikan wawancaranya dengan ratusan artis porno, dan Ia mengungkap bahwa banyak perempuan kesulitan menemukan pekerjaan setelah menjadi artis panas.

"Ada banyak perempuan yang bergabung industri panas tiap tahunnya karena berbagai alasan, banyaknya karena alasan ekonomi. Namun, begitu keluar, mereka kesulitan mencari kerja di tempat lain. Kebanyakan dari mereka hanya bisa bekerja sebagai pelacur atau pelayan restoran khusus dewasa di pinggiran kota," ucap Atsuhiko dilansir dari Japan Today.

Minimnya jaminan masa depan bagi mantan artis film panas pun kini masih menjadi masalah yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Padahal, artis-artis ini tak jauh berbeda dari bintang film besar di industri film arus utama, mereka sama-sama bekerja untuk menghibur para penggemar mereka.(mr/snd)