Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Hati-hati, Keseringan Main Gawai Bisa Picu Stroke di Usia Muda



FEMINIA-Semakin banyak orang menghabiskan waktu di depan layar gawai di masa pandemi Covid-19. Sebuah studi 2021 yang diterbitkan dalam Stroke Journal dari Asosiasi Stroke Amerika menyatakan orang dewasa di bawah 60 tahun dengan paparan waktu layar yang meningkat dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, lebih rentan terhadap stroke daripada yang aktif secara fisik.

Data dari Organisasi Stroke Dunia (WSO) menyebutkan satu dari empat orang mungkin mengalami serangan stroke dalam hidup. Menurut sebuah studi baru-baru ini dari The Lancet Global Health, kontribusi gangguan neurologis tidak menular di India berlipat ganda menjadi 8,2 persen pada 2019 dari 4,0 persen pada 1990, dengan stroke memimpin grafik. Dr. Ujwal Yeole, konsultan-ahli bedah saraf Rumah Sakit Fortis Kalyan, mengatakan ada hubungan antara peningkatan waktu layar dan stroke.

“Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyoroti harapan hidup berkurang hingga 22 menit untuk setiap jam waktu layar digital. Itu membuat orang lebih rentan terhadap stroke dan berbagai penyakit jantung, kanker. Studi lain yang berbasis di Inggris menunjukkan kemungkinan stroke secara signifikan tinggi dengan paparan terus menerus selama dua jam ke layar digital. Lebih dari dua jam dan dalam kasus kecanduan, kemungkinan stroke meningkat 20 persen," paparnya.

Dia menjelaskan, cahaya biru dari layar mengurangi produksi melatonin atau hormon yang dilepaskan pada malam hari yang terkait kontrol siklus tidur-bangun atau ritme sirkadian, yang membuat sulit untuk tidur dan bangun tepat waktu. Menjalankan gaya hidup seperti itu juga membuat orang rentan terhadap penyakit lain, seperti obesitas, diabetes, masalah jantung. Semua masalah ini saling terkait:

-Orang dengan diabetes dua kali lebih mungkin menderita stroke karena pembuluh darah yang rusak mempercepat timbulnya stroke iskemik yang terjadi karena penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah di otak.

-Kadar LDL atau kolesterol jahat tinggi, memulai penumpukan plak di arteri, yang akhirnya membatasi aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan stroke.

-Hipertensi adalah penyebab sekitar 50 persen stroke iskemik, meningkatkan ancaman stroke hemoragik atau pendarahan otak.

Dokter menyarankan beberapa perubahan gaya hidup:

– Perlu berjalan satu jam setiap hari untuk meniadakan efek buruk dari ketidakaktifan fisik.

– Berolahraga setiap hari selama 30 menit dan tanamkan kebiasaan itu pada anak-anak.

– Batasi waktu layar dan sering-seringlah beristirahat dari pekerjaan.

(mr/tmp)