FEMINIA- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merevisi penggunaan obat Azithromycin sebagai terapi obat Covid-19 . Menurut beberapa studi yang dilakukan, antibiotik tersebut tidak memberikan efek yang berarti untuk pasien Covid-19.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB IDI, Prof Zubairi Djoerban pun merekomendasikan agar pasien Covid-19 tidak mengonsumsi Azithromycin, kecuali mereka memiliki penyakit infeksi bakteri sekunder dan ini pun harus sesuai anjuran dan pantauan dokter.
Tapi, bagaimana jika sudah terlanjur minum Azithromycin?
Prof Beri, sapaan akrabnya, coba menjawab pertanyaan tersebut, dan menegaskan untuk menghentikannya sekarang juga.
"Bagaimana jika sudah terlanjur memakai Azithromycin? Setop, karena tidak dibenarkan. Meski saya tahu niatnya baik untuk menyembuhkan, tapi harus dipahami bahwa Azithromycin bukan obat Covid-19," tandasnya di unggahan Instagram belum lama ini.
Ada alasan kuat mengapa Prof Beri meminta pasien Covid-19 menyudahi penggunaan Azithromycin. Selain terbukti tak memberi kesan bermakna pada pasien Covid-19, penggunaan Azithromycin yang sembarangan, terlalu banyak, atau tanpa indikasi yang tepat, malah akan menimbulkan resistensi pada bakterinya.
Selain itu, ada efek samping yang ditimbulkan jika pasien Covid-19 menggunakan Azithromycin.
"Efeknya jangka panjang, setelah beberapa bulan ketika bakteri itu menjadi resisten. Amat mungkin juga obat ini berefek serius pada orang yang menggunakannya dalam jumlah banyak dan sembarangan, di kemudian hari," terangnya.(mr/snd)