FEMINIA-Orang Romawi Kuno sangat menyukai segala sesuatu yang indah dan mewah. Hal tersebut terlihat dari artefak yang ditemukan, mulai dari botol anggur, patung, lukisan hingga bangunan.
Hiburan malam juga telah menjadi tradisi sejak zaman Romawi Kuno. Salah satu destinasi pesta yang sering dijuluki "kota maksiat" ialah Baia.
Sama seperti destinasi wisata kaum kaya lainnya di Italia, seperti Capri, Pompeii, dan Herculaneum, apa saja bisa dilakukan di Baia, asal sang pengunjung punya uang.
Pesta-pesta di Baia biasanya digelar di resor mewah - beberapa ada yang dibangun di atas air, bangunan yang kini sering disebut underwater villa.
Resor-resor ini melayani tokoh-tokoh Romawi yang paling signifikan secara historis, termasuk Nero dan Caesar.
Ada banyak bangunan mewah di Baia. Arsitekturnya selalu besar dan menjulang. Dekorasinya menakjubkan dan terlihat rumit.
Namun tak disangka, "kota maksiat" Baia, yang berada di Teluk di Naples (Napoli), pada akhirnya tenggelam dalam bencana alam yang dahsyat.
Ditelan lautan
Setelah mendapat serangan dari pasukan musuh Kerajaan Romawi, termasuk tentara Islam pada abad ke-delapan, Baia juga semakin ditinggalkan akibat maraknya kasus malaria dan gejolak gunung berapi yang berada di dekatnya.
Hingga pada tahun 1.500, aktivitas gunung berapi menyebabkan air laut naik secara drastis dan membuat kota ini tenggelam.
Jika akibat letusan Gunung Vesuvius Pompeii tertimbun abu dan Herculaneum ditelan lumpur, namun Baia mengalami fenomena seismik yang disebut bradyseism.
Tidak seperti gempa bumi, bradyseism membuat tanah bergerak ke atas atau ke bawah.
Tanah di Baia, yang dulunya diyakini memiliki khasiat penyembuhan, ketinggiannya semakin turun dan akhirnya menjadi jalur masuk air laut ke daratan.
Bangunan megah di Baia saat ini sebagian besar berada di dalam air. Selain yang berbentuk patung atau rumah, tak sedikit yang mengatakan kalau banyak harta karun berupa emas dan perhiasan yang tenggelam di dasar lautannya.
Penemuan patung Aphrodite of Baiae pada tahun 1803 memulai penggalian lebih serius pada 1941, yang fokus pada pengembangan destinasi wisata menyelam di tengah reruntuhan Romawi yang dinamakan Taman Arkeologi Bawah Laut Baia.
Saat penggalian, ditemukan lebih banyak reruntuhan megah, mulai dari fasad spa sampai bar kuno.
Ahli juga menemukan fakta bahwa "kota maksiat ini" tenggelam dalam dua periode waktu yang berbeda, abad ke-tiga dan abad ke-lima, sehingga temuan dari penggalian dinyatakan berasal dari zaman Augustan dan Republik.
Diperkirakan pada abad ke-8, segala yang tersisa dari kota Baia telah sepenuhnya tenggelam.
Di daratan, para ahli menemukan tiga kuil berbentuk kubah: Kuil Diana, Kuil Venus, dan Kuil Merkurius.
Meskipun Kuil Venus sekarang setengah runtuh, dapat dilihat bahwa itu digunakan untuk pemandian air panas, dindingnya yang seperti kubah berfungsi dengan baik untuk menahan uap alami tanah.
Kuil ini juga berbentuk segi delapan, dan diyakini pernah menyimpan patung dewi Romawi. Dalam bentuk aslinya, kuil ini memiliki balkon yang menghadap ke kolam renang serta jendela melengkung besar.
Masih berdiri juga ialah Kuil Merkurius, yang saat ini merupakan kubah terbesar di dunia.
Berbeda dengan Kuil Venus, kubah ini diyakini digunakan sebagai kolam air dingin dan tempat pemandian umum.
Penyelaman di "kota maksiat" Baia
Setelah penggalian selesai, Taman Arkeologi Bawah Air Baia dibuka untuk kunjungan wisata.
Mengutip situs PADI, ada lima area penyelaman paling penting di sini, yakni; Portus Julius, Secca delle fumose, Ninfeo di Claudio, Villa dei Pisoni dan Villa a Protiro.
Bagi yang tidak punya banyak waktu, sangat wajib hukumnya untuk mengunjungi Ninfeo di Claudio dan Villa a Protiro.
Di Ninfeo di Claudio, penyelam dapat mengagumi jalan beraspal sepanjang hampir 200 meter, fondasi pemandian uap, dan patung nymphaeum yang indah tempat Kaisar Claudius biasa bersantai.
Harap diperhatikan bahwa patung-patung tersebut adalah replika, karena yang asli dilindungi di museum arkeologi Castle of Baia.
Sementara Villa a Protiro ialah area penyelaman sejarah Baia yang paling hakiki.
Vila Romawi kuno ini memiliki halaman dengan lantai mosaik geometris hitam dan putih yang besar. Mosaik asli masih ada, dalam kondisi sempurna.
Sebelum dapat melihatnya, divemaster yang memandu penyelaman akan mendorong pasir hitam yang menutupi permukaannya.
Secca delle fumose mungkin tak menyimpan banyak artefak, tapi di area ini penyelam bisa melihat aktivitas gunung berapi di bawah air.
Area menyelam ini juga mirip semacam jacuzzi alami, dengan gelembung gas belerang keluar terus menerus melalui pasirnya
Setelah lama tenggelam, banyak ahli yang memperkirakan bahwa fenomena bradyseism di Baia bisa saja terjadi terbalik, yang berarti suatu hari mungkin saja Baia akan muncul ke permukaan lagi.(mr/cnn)