FEMINIA- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru-baru ini menarik perhatian karena menggunakan masker selang dalam sejumlah agenda yang ia hadiri. Seperti apa efektivitas masker selang Prabowo ini?
Berbeda dengan masker biasa, masker ini memiliki fitur tambahan yakni selang yang terhubung dengan kipas. Selang tersebut berfungsi untuk mengirimkan udara yang akan dihirup.
Udara diperoleh dari kipas yang mengambil udara luar. Kipas ini dioperasikan menggunakan baterai yang harus diisi setiap hari.
Menurut Dokter Spesialis Paru, Erlang Samoedro, efektivitas masker selang dalam menyaring udara dan virus sama dengan masker yang banyak digunakan. Hanya saja, kipas menambah rasa nyaman karena memastikan udara masuk sehingga tidak pengap.
"Sama saja hanya lebih nyaman dipakai karena ada kipasnya sehingga tidak pengap," kata Erlang dilansir CNNIndonesia.com, beberapa waktu silam.
Namun, masker selang yang dilengkapi dengan filter High-Efficiency Particulate Air (HEPA) memiliki efektivitas menyaring udara yang lebih baik. HEPA juga sering kali disebut sebagai air purifier atau pembersih udara.
HEPA merupakan jenis filter udara yang dapat menyaring debu, asap rokok, bulu hewan, dan partikel lain di udara. HEPA mampu menyaring partikel hingga ukuran 0,1 mikron.
Awal bulan ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat menyebut pembersih udara dengan high efficiency particulate air (HEPA) dapat mengurangi tingkat penularan Covid-19 di dalam ruangan hingga 65 persen.
Hal itu tertuang dalam publikasi laporan CDC berjudul 'Efficacy of Portable Air Cleaners and Masking for Reducing Indoor Exposure to Simulated Exhaled Sars-Cov-2 Aerosol'. Laporan tersebut dipublikasikan pada Jumat (2/7).
Dalam laporan itu HEPA dianggap bisa meminimalisasi dampak tetesan (droplets) dan aerosol. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan penularan aerosol juga dikenal sebagai penularan melalui udara, sebagai tetesan yang sangat kecil yang dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Mengurangi paparan keseluruhan terhadap simulasi partikel aerosol yang dihembuskan hingga 65 persen," dikutip dalam laporan tersebut.
Tim investigasi CDC membuat penelitian ini dengan menggunakan simulator pernapasan untuk meniru seseorang yang terpapar Covid-19 dan orang yang tidak terinfeksi di sebuah ruang.
Seorang peserta yang terinfeksi Covid-19 menghembuskan aerosol ditempatkan di sebuah ruangan dengan dua peserta dan seorang pembicara yang tidak terinfeksi virus Covid-19.
Dalam ruangan itu, disimpan dua pembersih udara HEPA dekat dengan sumber aerosol. Hasilnya, tingkat pennularan Covid-19 dapat berkurang hingga 65 persen.
Selain itu, laporan itu juga menyebut pemakaian pembersih udara HEPA dan masker dapat mengurangi laju paparan sampai 90 persen.
"Kombinasi dari dua pembersih udara HEPA dan masker universal mengurangi paparan keseluruhan hingga 90 persen," tulisnya.(mr/cnn)