Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Ragam Tradisi Unik Minum Teh dari Berbagai Negara

FEMINIA-Selama berabad-abad teh digunakan tak hanya sekadar pelepas dahaga. Sebagian masyarakat dunia mengonsumsi teh dalam rangka mencari ketenangan, kesegaran bahkan ada pula yang mengasosiasikan teh dengan suasana kebersamaan.

Melihat pertumbuhan konsumsi teh di seluruh dunia, PBB pun menetapkan 21 Mei sebagai 'International Tea Day'.

Lain lubuk, lain pula ikannya. Meski sama-sama teh, tiap negara memiliki tradisi minum teh berbeda. Barangkali kamus minum teh di kepala Anda hanya teh, air panas dan pemanis seperti gula pasir. Namun ternyata ada pula masyarakat yang minum teh dengan rempah, butter, susu atau polos begitu saja.

Berikut 15 tradisi unik minum teh dari berbagai penjuru dunia.

1. Masala chai - India

India merupakan negara produsen dan konsumen teh yang sangat besar. Sebagaimana dilansir Insider, 'chai' dalam bahasa Hindi. Masyarakat India akrab dengan campuran chai dengan aneka rempah-rempah.

Resep tiap wilayah bisa berbeda tetapi yang cukup umum dinikmati adalah masala chai (teh masala).

Ini menggabungkan kapulaga, kayu manis, cengkeh, jahe bubuk, lada hitam, susu dan gula. Secara tradisional, susu yang digunakan untuk masala chai adalah susu kerbau.

Anda bisa menemukan chai di manapun mulai dari restoran hingga pedagang pinggir jalan. Dilansir Mental Floss, lapak jualan chai atau chaiwallah menjajakan teh dengan cangkir kecil yang terbuat dari tanah liat. Ada sebagian yang menganggap serpihan debu dari cangkir jadi bahan penting untuk memberikan cita rasa pada teh.

2. Cha yen - Thailand

Tradisi minum teh di Thailand muncul berkat masuknya pengungsi asal Tiongkok usai perang saudara Tiongkok (1949). Namun budaya teh di Thailand terbilang unik dengan kehadiran 'cha yen' atau es teh Thailand yang berwarna kuning-oranye pekat.

Cha yen menggunakan campuran teh Ceylon atau Assam, gula, susu kental manis, rempah termasuk adas, asam, juga bunga jeruk dan es. Minuman ini pas dikonsumsi saat cuaca panas terik.

Cha yen begitu populer di berbagai negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, cha yen lebih dikenal dengan sebutan 'Thai tea'.

3. Bubble tea - Taiwan

Teh susu boba (boba milk tea) kini seolah bersaing dengan popularitas es kopi susu. Sebelum berjaya di Indonesia, teh susu boba rupanya ditemukan atas unsur ketidaksengajaan.

Pada 1988, Lin Hsiu Hui, manajer pengembangan produk di kedai teh Chun Shui Tang, Taiwan, menjatuhkan beberapa bola tapioka dari fen yuan selama rapat. Tak selang berapa lama, kedai menjual kreasi unik ini hingga populer di seluruh negeri bahkan mancanegara.

Di Taiwan, kreasi teh ini disebut bubble tea. terbuat dari es teh baik teh hitam, teh hijau, teh melati atau teh oolong, ditambah susu bubuk dan sirup manis. Bubble alias gelembung berupa bola-bola mini dari tepung tapioka.

4. Pantyhose tea - Hongkong

Nama 'pantyhose' mungkin terdengar tidak menyenangkan. Teh 'stoking' di Hongkong tidak benar-benar menggunakan stoking dalam arti sesungguhnya. Nama ini mewakili saringan kain panjang yang digunakan untuk menyaring teh dan susu.

Teh ini menggabungkan teh hitam dengan susu evaporasi atau susu kental manis. Proses menyaring memakan waktu 10-20 menit dan terus diulang.

Teh 'stoking' kerap muncul dalam menu selama tradisi kumpul-kumpul orang dari berbagai latar belakang atau disebut 'cha chaan teng'.

5. Noon chai - Pakistan

Sajian teh di Pakistan memiliki warna merah muda yang cantik. Noon chai, teh khas Pakistan, kerap disajikan untuk jamuan tamu.

Noon chai memadukan kacang pistachio, almond, garam, susu dan rempah seperti kembang lawang, kayu manis dan cardamon. Sedikit baking soda akan membuat noon chai berwarna pink.

6. Touareg - Maroko

Touareg dan Maroko seperti dua entitas yang tak bisa dipisahkan. Anda tak akan menghabiskan waktu di Maroko tanpa menikmati touareg setidaknya sekali.

Touareg atau teh mint Maghrebi merupakan teh tradisional yang terbuat dari daun spearmint dan gula. Teh dinikmati dalam gelas tipis nan halus. Teh akan disajikan tiga kali untuk tamu.

Tiap sajian, teh akan memiliki rasa sedikit berbeda. Ada pepatah 'Gelas pertama sehalus hidup, gelas kedua sekuat cinta, gelas ketiga pahit seperti kematian'. Menolak salah satu dari ketiganya bakal dianggap kasar.

7. Gongfu cha - China

Dalam bahasa setempat, 'cha dao' berarti cara minum teh. Mengutip dari NDTV, cha dao melambangkan budaya teh Tiongkok yang berusia 4000 tahun. Buat orang Tiongkok, minum teh bukan sekadar menyeduh teh dengan air panas. Di sana terdapat upacara menyiapkan teh atau disebut Gongfu Cha.

Gongfu cha meliputi proses yang sangat detail pun dengan desain panci dan cangkir yang rumit. Ritual akan melibatkan mangkuk, saringan, penjepit, serbet, baki dan 'cangkir aroma' khusus untuk menghirup aroma teh.

8. Afternoon tea - Inggris

Teh kali pertama diperkenalkan di Inggris pada abad 17. Namun kemunculan tradisi 'afternoon tea' baru ada 200 tahun kemudian. Pada 1840, waktu standar makan siang benar-benar di tengah hari dan makan malam di pukul 20.00.

Oleh karenanya, Anna, Duchess of Bedford ketujuh, meminta disiapkan waktu ngemil di pukul 16.00. Di sini disajikan teh dan aneka kue. Kebiasaan Anna mengilhami kalangan kelas atas lalu menyebar ke seluruh negeri.

9. Mate - Argentina

Orang Argentina mengenal 'mate' (dibaca ma-tay) atau minuman kafein yang terbuat dari tumbuhan yerba mate lokal. Ini merupakan teh herbal dan sudah jadi makanan pokok di Argentina.

Mate disajikan dalam labu calabaza mini dan diminum dengan bombilla (sedotan saring). Jika Anda bertamu lalu menolak dengan 'terima kasih', ini dianggap sebagai penghinaan berat.

Mengaduk mate dengan bombilla pun juga dianggap sebagai penghinaan sebab Anda seolah mempertanyakan kemampuan di tuan rumah.

Biasanya mate dikonsumsi tanpa bahan tambahan. Namun generasi muda telah menambahkan gula atau madu. Masyarakat meyakini konsumsi mate setiap hari bisa memberikan asupan antioksidan dan penurun kolesterol.

10. Teh tarik - Malaysia

Campuran teh dan susu mungkin sudah biasa di beberapa negara. Namun di Malaysia, sajian teh dan susu memiliki keistimewaan yakni campuran dituang berkali-kali dari satu mug ke mug lain sehingga tercipta busa atau disebut teh tarik.

Di sana, tradisi pembuatan teh ini pun berkembang jadi pertunjukan tersendiri. Bartender bakal menuangkan teh tanpa tercecer atau tumpah.

11. Chanoyu - Jepang

Seperti China, Jepang pun memiliki upacara minum teh atau chanoyu. Pelaku ritual ini memerlukan keahlian khusus.

Pertama, bubuk matcha (teh hijau) diukur dengan sendok kayu kecil (chasaku), lalu diseduh dalam mangkuk teh (chawan). Perlahan campuran air dan bubuk matcha diaduk dengan chasen (kocokan dari bambu).

Upacara fokus pada proses pembuatan teh yang estetik, melibatkan kelembutan dan kelincahan tangan. Biasanya matcha disajikan dengan kudapan serba manis untuk menyeimbangkan rasa matcha yang sangat pahit.

12. Po cha - Tibet

Teh panas rasanya pas diminum saat berada di kawasan dataran tinggi dan iklim dingin seperti Tibet. Di sana, teh dinikmati bersama mentega asin (butter) atau disebut 'po cha'.

Teh tradisional Tibet ini dibuat dengan merebus sebongkah teh hitam Permagul selama berjam-jam, kemudian ditambah susu, garam dan butter yak. Po cha akan memberikan rasa hangat sekaligus mengenyangkan.

13. Zavarka - Rusia

Teh jadi bagian penting dalam budaya Rusia. Rusia sempat ditempa situasi sulit di mana makanan dan minuman begitu terbatas sehingga perlu metode penyajian yang pas. Dari situasi ini, muncul tradisi Zavarka.

Zavarka merupakan konsentrat daun teh yang diseduh dalam bejana logam yang disebut samovar. Untuk menikmatinya, orang cukup mengambil sedikit Zavarka lalu mengencerkannya dengan air mendidih sesuai selera.

Orang Rusia biasanya minum teh ini polos saja. Namun jika Anda bertamu, sajian teh akan didampingi susu, gula serta makanan ringan. Sajian Zavarka tanpa kudapan berarti menyajikannya 'telanjang' dan ini dianggap sangat tidak sopan.

14. Teh poci - Indonesia

Indonesia pun termasuk penghasil dan konsumen teh yang cukup besar. Tradisi minum tehnya pun beragam tergantung daerah. Namun salah satu tradisi minum teh yang cukup kesohor adalah teh poci.

Teh poci berkembang di kalangan suku Jawa di mana teh diseduh dengan air mendidih dalam teko dari tanah liat (poci). Teh akan disajikan dengan gula batu yang diletakkan di dalam cangkir mini dari tanah liat.

Anda cukup menuangkan teh dan menyesapnya tanpa proses mengaduk. Perlahan gula batu akan mencair lalu memberikan rasa manis. Biasanya teh poci disajikan bersama gorengan terutama tempe mendoan.

15. Sage - Arab

Negara-negara Arab melihat teh sebagai minuman keramahtamahan bagi para tamu, keluarga dan teman-teman. Variannya beragam tetapi semua disajikan dalam kondisi panas plus ditambah rempah.

Sage merupakan sajian teh khas Arab yang diolah dengan daun sage kering dan madu. Sage akan disajikan usai makan bersama. Selain sage, ada pula teh Arab yang menggunakan campuran kamomil, adas manis, thyme dan kapulaga.(mr/cnn)