Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Bayi Sulit Tidur, Kenali Penyebabnya!


FEMINIA-Banyak orang tua merasa khawatir saat bayi sulit tidur. Kenali beberapa penyebab anak susah tidur yang perlu diketahui orang tua.

Tidur menjadi kebutuhan dasar manusia. Tak peduli usia, bayi hingga dewasa membutuhkan waktu tidur yang cukup.

Pada bayi, aktivitas tidur sangat penting demi pertumbuhan dan perkembangannya. Tidur yang baik dapat diukur secara kualitas dan kuantitas.

Dari segi kuantitas, anak mengalami gangguan tidur saat jumlah waktu tidurnya kurang dari yang disarankan, yakni 18-20 jam untuk bayi baru lahir dan 16-18 jam untuk bayi di bawah usia satu tahun.

Hingga usia 1 tahun, bayi masih akan terbangun 2-3 kali dalam semalam. Setelah usia 1 tahun, kebutuhan tidur bayi menjadi 14-16 jam sehari.

Dokter spesialis anak dan konsultan jantung anak, Dedi Wilson mengatakan bahwa sekitar 30 persen anak pernah mengalami gangguan tidur saat bayi. Kurang tidur membuat bayi lebih rewel di siang hari dan kerap mengantuk. Bayi yang kurang tidur juga mengalami gangguan makan dan minum.

Berikut penyebab bayi susah tidur.

1. Faktor lingkungan

Cahaya lampu yang terlalu kuat atau lampu yang kelap kelip akan membuat bayi lebih sulit tertidur. Suara keras dan berisik juga bisa memengaruhi tingkat kepulasan tidur.

Tak hanya itu, tempat tidur yang dipenuhi oleh bermacam-macam mainan juga akan menarik perhatian bayi dan membuat mereka sulit untuk mulai tertidur.

Pakaian yang digunakan juga berpengaruh. Pakaian yang tidak menyerap keringat akan membuat bayi merasa tak nyaman saat tidur.

Selain itu, suhu terlalu panas atau dingin juga akan memengaruhi kepulasan tidur bayi. Suhu yang terlalu dingin akan membuat hidung bayi tersumbat sehingga ia sulit bernapas.

2. Merasa lapar

Pada bayi usia di atas 6 bulan, terbangun 1-2 kali saat tidur malam adalah wajar. Namun, sering terbangun biasanya akan membuat bayi sulit untuk tertidur kembali. Anda perlu mencari tahu, karena siapa tahu si kecil sedang lapar.

Atasi anak yang terbangun karena lapar dengan menyusui hingga bayi kenyang dan kembali tertidur.

3. Penyakit amandel

Amandel bisa membuat bayi sulit tertidur karena mengalami obstruksi saluran napas yang tersumbat. Kondisi ini ditandai dengan bayi yang ngorok dan mudah terbangun.

Pada kondisi tertentu, amandel bisa memicu sleep apnea yang bisa menyebabkan henti napas sesaat ketika tidur pada bayi karena kadar oksigen yang berkurang.

Bila anak mengalami sleep apnea, ubah posisi tidurnya agar bayi dapat kembali bernapas dengan spontan.

4. Intoleransi alergi

Alergi susu dan intoleransi laktosa menjadi penyebab gangguan tidur yang ditemukan pada bayi. Kondisi ini terjadi karena pemberian susu formula atau kebiasaan ibu yang mengonsumsi produk olahan susu.

Terlalu banyak laktosa bisa menimbulkan masalah saluran cerna pada bayi. Pasalnya, bayi belum bisa mencerna laktosa secara sempurna hingga menghasilkan gas dan asam. Gas yang terkurung di perut bisa menyebabkan kembung, gangguan tidur, hingga kolik.

Alergi lainnya adalah dermatitis atopik. Rasa gatal-gatal yang muncul akan membuat bayi sulit tertidur.

5. Batuk dan pilek

Bayi kerap terbangun karena batuk. Batuk terjadi karena rangsangan di saluran napas akibat infeksi atau iritasi.

Udara yang terlalu dingin, misalnya, bisa memicu batuk dan membuat bayi jadi sulit tertidur. Pilek yang membuat hidung tersumbat juga bisa mengganggu tidur bayi.

6. Faktor psikososial

Ada beberapa gangguan tidur pada bayi yang masuk ke dalam kategori gangguan psikososial. Dalam kelompok ini, gangguan tidur bisa disebabkan oleh pola asuh yang salah, stres, dan lain-lain. Dengan demikian, penyebab satu ini membutuhkan penanganan yang saling berbeda.(mr/cnn)