FEMINIA-Pernikahan yang tidak bahagia dapat menjadi penyebab utama masalah kesehatan mental Anda. Lingkungan yang toksik tidak hanya memperburuk emosi dan kebencian terhadap pasangan, tapi juga meningkatkan frustrasi dalam diri.
Sebagaimana dilansir AsiaOne, hubungan yang toksik dapat menyebabkan stres dan mempersingkat rentang hidup. Meski setiap pernikahan akan mengalami fase buruk, tapi permasalahan yang tak memiliki titik terang hanya akan menjerumuskan diri ke jurang terdalam.
Buruknya, ini bisa menyebabkan masalah yang lebih serius seperti depresi dan kecemasan. Namun, bagaimana cara tahu jika Anda frustrasi dalam pernikahan?
Berikut tanda Anda frustrasi dalam pernikahan.
1. Pasangan mendominasi
Jika pasangan Anda mendominasi dan tidak mengizinkan melakukan berbagai hal sesuai keinginan Anda, hal itu dapat menyebabkan penumpukan frustrasi yang sulit dijelaskan.
Meskipun salah satu pasangan dapat memiliki sudut pandang yang berbeda tentang hal ini, tapi ketika satu orang mendominasi bukanlah tanda dari hubungan yang sehat.
Pasalnya, hal ini bisa sangat merusak harga diri dan bisa membuat mempertanyakan keyakinan Anda sendiri. Dalam hubungan cinta apa pun, kekuatan bersama lebih sehat.
2. Pasangan memberi kritik yang menghakimi
Pasangan yang suportif akan menghargai Anda apa adanya dan akan selalu mendorong Anda untuk memperbaiki diri sendiri - baik secara pribadi maupun profesional.
Faktanya, hubungan yang sehat akan membuat pasangan melontarkan kritik membangun tentang satu sama lain, dan akan membantu Anda berdua tumbuh bersama.
Namun, perbedaan antara respons yang membangun dan penghinaan bisa jadi tidak kentara.
Misalnya, jika Anda berbagi dengan pasangan bahwa Anda berencana untuk mulai membuat kue secara profesional, pasangan Anda dapat memberikan dua tanggapan.
Mereka dapat menjawab, "Bagus sekali, kamu akhirnya dapat menggunakan keahlian Anda untuk mencari nafkah," atau memilih untuk mengatakan, "Kamu hanya membuang-buang waktu, tetapi bisa dicoba."
Pasangan perlu menjadi pilar dukungan dan Anda cenderung meminta mereka sebagai validasi. Namun, nada menghakimi dan kata-kata kritis hanya menambah frustrasi.
3. Pasangan memegang kendali
Jika pasangan Anda memiliki kendali atas bagaimana Anda menghabiskan waktu Anda, siapa teman Anda dan bagaimana Anda membelanjakan uang Anda, itu adalah tanda bahaya utama dalam hubungan apa pun.
Perilaku seperti itu dari pasangan Anda juga bisa termasuk melepaskan semua pekerjaan rumah tangga, serta tanggung jawab anak-anak pada Anda.
Itu hanya menambah frustrasi yang terpendam, belum lagi perasaan tercekik setiap saat.
4. Pasangan mengalami depresi
Orang yang depresi mungkin tidak menyadarinya sedang mengalami kondisi tersebut, tetapi akan meluapkan perasaan yang sama kepada orang lain di rumah.
Itulah mengapa orang yang depresi cenderung merendahkan orang lain di sekitar mereka, terutama yang lebih dekat dengan mereka. Dan Anda, sebagai pasangan, bisa jadi menjadi orang yang sering dibuat frustrasi oleh perilaku tersebut.(mr/cnn)