Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Terlalu Sering Video Call Bisa Berdampak Buruk untuk Kesehatan Mental



FEMINIA-Melakukan video call atau conference call terlalu banyak, seperti melalui platform Zoom, bisa berdampak buruk untuk kesehatan mental. Alih-alih menggunakan platform video, Anda disarankan untuk mencoba saluran telepon biasa.

Di masa pandemi, berbagai platform video jadi pilihan untuk berkomunikasi. Hal ini utamanya digunakan oleh para pekerja yang harus bekerja dari rumah demi mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19.

Namun, terlalu banyak melakukan video call bisa membuat mental terasa lelah. Dalam kondisi mental lelah itu, seseorang akan cenderung bertindak kurang efisien. Tak hanya itu, kemampuan memori juga turut berkurang.

Mengutip The Independent, studi menyoroti dampak psikologis dari menghabiskan waktu berjam-jam di platform video. Studi menemukan banyak orang kerap mengalami 'beban non-verbal' dengan terlalu banyak melakukan kontak mata.

"Ini berarti kita perlu bekerja lebih keras untuk mengirim dan menerima semua sinyal non-verbal yang hilang ketika banyak dari kita hanya mengisi layar," tulis peneliti.

Hal ini tentu berbeda dengan pertemuan tatap muka, di mana banyak dari kita memperhatikan isyarat non-verbal.

Di sini-lah komunikasi via saluran telpon bisa digunakan. Penelitian menunjukkan, komunikasi dengan telepon membuat kita tak lagi terbebani dengan beban non-verbal atau kontak mata yang terlalu sering. Komunikasi melalui saluran telepon memungkinkan kita untuk meregangkan tubuh, tetap bergerak, atau melakukan hal-hal lain yang membuat nyaman.

Para peneliti juga menyimpulkan bahwa hanya sebagian kecil komunikasi melalui video call yang berhasil.

Kini, banyak ahli yang menyarankan untuk mengurangi pertemuan virtual melalui berbagai platform video. Alih-alih video, Anda justru disarankan untuk menggunakan saluran telepon sebagai medium komunikasi.

Berkomunikasi lewat saluran telepon diibaratkan dengan seseorang yang mendengarkan radio. Banyak penelitian menegaskan bahwa radio dapat merangsang imajinasi. Dengan telepon, imajinasi menjadi lebih aktif terlibat daripada saat kita secara pasif melihat seseorang berbicara.

Satu penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa imajinasi berjalan siring dengan motivasi. Menurut pandangan ini, imajinasi dapat membuat seseorang lebih terarah pada tujuan dan lebih mungkin untuk menyelesaikan sesuatu. Sementara melalui video seperti Zoom, yang didapat justru sebaliknya.

Berdasarkan beberapa hasil studi di atas, rasanya tak salah jika Anda mulai mencoba mengurangi aktivitas pertemuan virtual dan beralih melalui saluran telepon.(mr/cnn)