Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Mengenal Guillain Barre Syndrome Seperti yang Dialami Guru di Sukabumi



FEMINIA-Nama penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS) meruak setelah Susan, seorang guru honorer asal Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kelumpuhan dan gangguan penglihatan usai menerima vaksin Covid-19.

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) telah melakukan investigasi dan terbukti kasus Susan tidak berkaitan dengan vaksinasi.

Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari, mengatakan tidak cukup bukti untuk menunjukkan kaitan KIPI dan imunisasi yang diberikan.

"Kita sudah audit dari hari Jumat 23 April lalu dengan Komda Jawa Barat, mereka melakukan investigasi. Kemudian bu guru dirawat di RSHS Bandung, jadi diagnosis dokter itu Guillain Barre Syndrome (GBS). Tapi bu guru berangsur sembuh dan sudah pulang, dan minggu ini akan kontrol," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari, Senin (3/5).

Hindra menjelaskan GBS merupakan penyakit yang terjadi pada sistem imun dan menyerang saraf-saraf tubuh. Menurutnya, penyakit ini masuk dalam kategori autoimun. Penderita autoimun sendiri pernah menjadi salah satu kategori yang tidak bisa mendapatkan vaksin.

Namun, dalam skrining vaksinasi pemerintah yang direvisi pada 19 Maret lalu, disebutkan individu dengan penyakit autoimun laik mendapatkan vaksinasi jika penyakitnya dinyatakan stabil sesuai rekomendasi dokter yang merawat.

Apa itu Guillain Barré Syndrome (GBS) alias sindrom Guillain Barré?
"(GBS) Itu suatu peradangan terjadi di akar saraf tulang belakang, mulai dari leher sampai tangan dan kaki. Utamanya di situ, tapi bisa juga meluas sampai ke saraf kranial," ungkap dokter saraf kepala divisi saraf tepi RS PON Aldy Novriansyah diwartakan CNNIndonesia.com, Senin (3/5). 

"Ini merupakan bagian dari autoimun. Jadi awalnya itu biasanya kebanyakan sebagian besar dari suatu proses infeksi apapun, tapi yang paling banyak infeksi pencernaan,  jadi dari infeksi itu memicu timbulnya suatu antibodi. Hanya saja akhirnya pada beberapa orang tertentu antibodi yang malah menyerang saraf."

Sindrom ini bukan hal baru di dunia medis. Sejak satu abad lalu, sindrom Guillain Barré kerap dikaitkan dengan infeksi virus atau bakteri. Namun ini adalah penyakit autoimun yang tergolong langka.

"Benar (ini penyakit langka). Kalau saya selama praktik sudah lumayan menemukan beberapa kasus, tapi mungkin karena praktik di RS besar dan di RS kecil sangat jarang."

Mengutip Mayo Clinic, Sindrom Guillain-Barre adalah kelainan langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Sistem imunitas tubuh berbalik menyerang saraf dan mengakibatkan kelumpuhan. Kelemahan dan kesemutan pada bagian ekstremitas biasanya merupakan gejala pertama.

"Gejalanya pada umumnya adalah kelemahan anggota gerak, bisa juga disertai kebas yang di awal dari kaki, lalu dia terus ke tangan. Kelemahan itu sendiri khasnya dimulai dari kaki lalu tangan. Ada juga variasi lain, misal kena otot wajah jadi susah mengunyah," katanya. 

"Kalau sudah kedua tangan atau kedua kaki (yang kelemahan), sampai enggak bisa jalan termasuk gejala berat. Kalau masih bisa jalan agak tertatih-tatih itu gejala ringan."

Sensasi ini bisa menyebar dengan cepat, akhirnya melumpuhkan seluruh tubuh Anda. sering dimulai dengan kesemutan dan kelemahan mulai dari kaki dan tungkai dan menyebar ke tubuh bagian atas dan lengan. Pada sekitar 10 persen orang dengan gangguan tersebut, gejala dimulai di lengan atau wajah. Saat sindrom Guillain-Barre berkembang, kelemahan otot dapat berkembang menjadi kelumpuhan.

Gejala selanjutnya yang dialami biasanya mengalami pelemahan pada kedua sisi otot tubuh dari kaki dan menjalar ke bagian tubuh atas, bahkan hingga ke otot mata sehingga menyebabkan penurunan kualitas penglihatan.

Dalam bentuk yang paling parah, sindrom Guillain-Barre adalah keadaan darurat medis. Kebanyakan orang dengan kondisi tersebut harus dirawat di rumah sakit untuk harus dirawat.

Ada beberapa jenis Guillain-Barré, tetapi bentuk yang paling umum adalah acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (CIDP) yang menyebabkan kerusakan mielin.

Gejala lainnya meliputi:

- kesemutan atau kesemutan di jari tangan dan kaki Anda

- kelemahan otot di kaki Anda yang menjalar ke tubuh bagian atas dan semakin memburuk dari waktu ke waktu

- kesulitan berjalan dengan mantap

- kesulitan menggerakkan mata atau wajah Anda, berbicara, mengunyah, atau menelan

- nyeri punggung bawah yang parah

- kehilangan kendali kandung kemih

- detak jantung cepat

- sulit bernapas

- kelumpuhan

Penyebab GBS

Sampai saat ini penyebab pasti sindrom tersebut belum diketahui. Menurut CDC sekitar dua pertiga orang dengan Guillain-Barré mengembangkannya segera setelah mereka sakit diare atau infeksi saluran pernapasan.

Hal Ini menunjukkan bahwa respons imun yang tidak tepat terhadap penyakit sebelumnya memicu gangguan tersebut.

Mengutip Healthline, infeksi Campylobacter jejuni telah dikaitkan dengan Guillain-Barré. Campylobacter adalah salah satu bakteri penyebab diare paling umum di Amerika Serikat. Itu juga merupakan faktor risiko paling umum untuk Guillain-Barré.

Campylobacter sering ditemukan pada makanan setengah matang, terutama unggas.

Infeksi berikut juga telah dikaitkan dengan Guillain-Barré:

- Influenza

- Cytomegalovirus (CMV), yang merupakan strain virus herpes

- Infeksi virus Epstein-Barr (EBV), atau mononukleosis

- Mycoplasma pneumonia, yang merupakan pneumonia atipikal yang disebabkan oleh organisme mirip bakteri

- HIV atau AIDS

Dalam kasus yang sangat jarang, orang dapat mengembangkan penyakit tersebut beberapa hari atau minggu setelah menerima vaksinasi.

"Memang ada laporan kemunculan GBS dari beberapa vaksin contohnya vaksin influenza, tapi kejadiannya jarang sekali, dan kejadian GBS yg disebabkan karena vaksin Covid 19 belum pernah ada."

Apakah bisa sembuh?

Aldy mengungkapkan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan. Hanya saja untuk semua tergantung dari tingkat gejalanya saat pertama kali diperlukan. 

"Kalau misal tidak terlalu berat, tidak diberikan obat definitif. (Obat ini) hanya mengobati gejala lain, nyeri, kebas, rasa ga nyaman. (Pasien) hanya akan diobservasi, karena kami tahu akan sembuh sendiri," katanya.

"Kalau awal ditemukan lalu berat, lumpuh berat, sesak napas baru diberikan obat definitif, tapi ada beberapa pengobatan yang khusus GBS."

"Kalau gejala berat, segera ada penanganan, pasien akan sembuh. Kalau tidak segera ada penanganan, bisa sembuh tapi tidak sempurna. Kalau yang kena pernapasan, telat penanganan bisa fatal."

Kapan harus ke dokter?

"Tidak bisa diprediksi, munculnya kayak apa. Sebenarnya ada marker gen yang bisa dilakukan tapi setelah gejalanya muncul."

Terkait hal tersebut, Aldy mengungkapkan bahwa tanda awal untuk segera ke dokter adalah kedua tangan atau kedua kaki mengalami kelemahan yang progresif berlangsung cepat kurang dari seminggu.(mr/cnn)