FEMINIA-Justin Bieber tengah menjadi sorotan akibat gaya rambut terbarunya. Gaya rambut dreadlock membuatnya dicibir netizen dan dituduh tidak menghargai budaya.
Tampilan baru itu dipamerkan dalam salah satu unggahannya di Instagram. Pelantun "Lonely" itu memperlihatkan tampilan baru yang berbeda dan membuat penggemarnya terkejut: rambut dreadlock.
Dalam foto itu, Bieber tengah berada di sebuah lapangan golf di Miami, Amerika Serikat. Selain Bieber, ada pula DJ Khaled dan rapper 21 Savage di lokasi yang sama.
Sontak, netizen yang merupakan penggemar Bieber pun mengomentari gaya terbarunya. Beberapa netizen menganggap gaya rambut terbaru Bieber terlalu aneh.
"Ini bukan Justin," ujar salah seorang netizen, mengutip Page Six.
"Sungguh mengecewakan melihat rambut gimbal Anda," ujar netizen yang lain.
Namun, tak semua netizen membenci gaya rambut baru Bieber. Beberapa mengaku menyukainya.
Dreadlock atau rambut gimbal yang diikat telah umum di tengah masyarakat. Namun, penerapan rambut ini kerap diasosiasikan dengan gaya rambut orang Afrika, khususnya kaum Rastafarian.
Beberapa musisi seperti Bob Marley menerapkan gaya rambut tersebut. Melalui The Wailers, Marley turut andil dalam mempopulerkan rambut gimbal di era 1970-1980an.
Namun, penerapan gaya rambut gimbal pada orang kulit putih akan memicu kontroversi dan perdebatan. Karena dengan begitu, orang kulit putih dianggap merampas budaya orang Afrika, khususnya kaum Rastafarian.
Mengutip CNN, bagi kaum Rastafarian, rambut dreadlock adalah identitas ke-Afrika-an mereka. Rambut gimbal juga menjadi bentuk spiritual mereka dan sumpah religius pemisahan diri dari struktur imperialis Eropa atau kulit putih yang secara historis telah menindas orang kulit hitam sejak lama.
"Tentu orang kulit putih bisa menerapkan dreadlock. Untuk beberapa, mereka memiliki makna religius atau spiritual. Sementara bagi yang lain, dreadlock hanya-lah gaya rambut," ujar antropolog, Feminista Jones.
Senada, penata rambut Monetta Everett mengatakan gaya rambut dreadlock yang ditampilkan Bieber hanya-lah menunjukkan sesuatu yang trendi, bukan identitas spiritual sebagaimana yang diilhami kaum Rastafarian.
"Saat melihat gaya rambut dreadlock, kita tidak bisa menggunakan standar yang sama pada Bieber dan orang kulit berwarna lainnya," ujar Everett, mengutip USA Today.
Istilah dreadlock sendiri diperkirakan muncul pada tahun 1950-an, saat Inggris menginvasi Kenya. Kala itu, rambut gimbal kerap memiliki konotasi negatif.
Rambut gimbal kerap dianggap tidak terawat dan kotor. Sementara beberapa kelompok lain menerapkannya hanya untuk urusan trendi dan bersenang-senang.(mr/cnn)