FEMINIA-Tak hanya orang lanjut usia, tapi bayi yang baru lahir juga bisa memiliki wajah keriput dan terlihat tua. Kondisi ini dikenal dengan istilah medis sindrom Cutis Laxa.
Cutis Laxa merupakan kelainan langka pada jaringan ikat. Kondisi ini biasanya memperlihatkan ciri-ciri kulit berkerut dan tidak elastis. Sebanyak 1 dari 2 juta bayi mengalami sindom Cutis Laxa.
Kelainan ini dapat diturunkan secara genetik. Kelainan ini diturunkan melalui autosomal dominan (AD), autosomal resesif (AR), dan X-linked resesif (XLR).
Selain secara genetik, kelainan ini juga dipicu oleh adanya penyakit lain seperti beberapa penyakit autoimun (lupus dan artritis reumatoid), infeksi, perawatan kanker, dan paparan obat tertentu.
Gejala Sindrom Cutis Laxa
Jaringan ikat menjadi salah satu lokasi utama Cutis Laxa. Gejala yang muncul juga kerap berhubungan dengan jaringan ikat.
Jaringan ikat berfungsi sebagai kerangka struktural untuk banyak bagian tubuh, termasuk kulit, otot, persendian, pembuluh darah, dan organ dalam.
Cutis Laxa pada umumnya akan menimbulkan kulit keriput yang kendur pada beberapa area seperti:
- sekitar wajah
- batang tubuh
- lengan
- tungkai
Tak hanya itu, Cutis Laxa juga bisa menyerang sistem pernapasan, kerangka tulang, usus, dan kardiovaskular.
Pemicu seperti tokook dan berjemur perlu dihindari oleh orang dengan sindrom Cutis Laxa. Kedua kebiasaan tersebut dapat memperberat emfisema dan merusak kulit.
Beberapa orang dengan Cutis Laxa juga menjalani operasi plastik, namun dengan hasil yang tidak permanen dan memungkinkan kulit kendur kembali.(mr/cnn)