FEMINIA-Hawa sejuk dan pemandangan asri selalu menjadi magnet kedatangan turis ke Waduk Kedungombo, yang berada di perbatasan tiga kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali.
Aliran air di waduk ini berasal dari Kali Serang. Bendungan utama Waduk Kedungombo berada di perbatasan Desa Rambat dan Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Area ini juga populer menjadi gerbang wisata para turis.
Kecelakaan perahu wisata bukan satu-satunya momen suram yang pernah terjadi di Waduk Kedungombo.
Saat konstruksi dimulai pada tahun 1989, proyek pembangunan waduk disebut menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan.
Ganti ruginya juga dikatakan tidak seberapa dengan hilangnya rumah dan sawah milik warga. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah sebagai Kasus Kedungombo.
Setinggi 96 meter, sepanjang 1.800 meter, dengan kedalaman sekitar 30 meter, Waduk Kedungombo lalu mulai beroperasi pada tahun 1991.
Di balik rentetan peristiwa kelam sampai cerita mistis yang terjadi di sana, Waduk Kedungombo tetap menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi turis.
Sepanjang perjalanan menuju waduk, wisatawan bakal dihibur oleh deretan pepohonan yang teduh.
Sesampainya di waduk, wisatawan bisa memilih beragam kegiatan wisata yang disediakan, mulai dari memancing sampai naik perahu wisata.
Bagi yang ingin piknik di tepinya juga boleh saja, bahkan ada rumah makan apung yang bisa dijadikan tempat mengisi perut.
Menunya berupa ikan yang merupakan budidaya warga di sekitar waduk.
Berkaca pada kecelakaan perahu wisata yang di sana, turis sebaiknya memilih kapal wisata yang memiliki standar keselamatan penumpang, seperti memberikan jaket pelampung.
Turis juga harus menimbang soal kondisi badan kapal serta kapasitas penumpang yang diizinkan masuk oleh pengelolanya. Jangan memaksakan diri memuat seluruh rombongan di luar kapasitas kapal walau dengan iming-iming harga murah.
Berikut sejumlah tips singkat sebelum naik kapal wisata, seperti yang dikutip dari nsc.org:
1. Gunakan jaket pelampung yang mumpuni dan pas di badan. Jangan hanya diselempangkan di badan, tetapi dikencangkan tali pengikatnya.
2. Naik kapal wisata yang mumpuni, dari segi badan kapal sampai aturan yang ditetapkan pengelola. Jangan tergiur naik kapal wisata yang tarifnya murah, namun kapasitasnya berlebihan.
3. Kenakan pakaian yang sesuai, sehingga jika terjadi kejadian yang tak diinginkan kita bisa dengan mudah menyelamatkan diri keluar kapal wisata.
4. Riset soal cuaca sebelum naik kapal wisata. Jangan memaksakan diri berlayar saat cuaca mendung atau sedang hujan, karena kondisi perairan bisa berubah seketika.
5. Patuhi aturan naik kapal wisata dari pengelola, mulai dari larangan menyalakan api sampai soal duduk. Jangan duduk di area berbahaya atau bertumpuk di satu area karena dapat mengganggu keseimbangan kapal. Patuhi juga protokol kesehatan pencegahan virus Corona jika hendak berwisata dalam waktu dekat.
(mr/cnn)