Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Hati-hati, Asma Bisa Perburuk Gejala Covid-19



FEMINIA-Orang dengan penyakit penyerta (komorbid) bisa terinfeksi virus corona penyebab Covid-19 dengan gejala berat. Tak jarang, pasien yang memiliki komorbid kehilangan nyawa karena kondisi tubuhnya kian memburuk.

Ada beberapa jenis komorbid yang banyak ditemukan pada pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta. Beberapa di antaranya adalah hipertensi, diabetes, penyakit jantung, penyakit paru kronis, penyakit ginjal, kanker, dan asma.

Menurut Satgas Penanganan Covid-19, sebanyak 0,2 persen pasien Covid-19 dengan komorbid asma di Indonesia meninggal dunia. Angkanya terbilang cukup kecil jika dibandingkan dengan pasien Covid-19 komorbid diabetes yang meninggal dunia hingga 9,9 persen.

Lantas, apakah asma memperburuk kondisi pasien Covid-19?

Dokter spesialis paru, Feni Fitriani mengatakan, gangguan pernapasan seperti asma, bisa membuat gejala Covid-19 jadi lebih berat. Tak heran jika asma bisa memperburuk keadaan pasien Covid-19.

"Orang terserang Covid-19 dan punya penyakit asma dan penyakit infeksi pernapasan lainnya bisa membuat gejala Covid-19 jadi lebih berat," kata Feni dalam diskusi bersama Kemenkes, Jumat (7/5).

Ia juga menyarankan agar penderita asma yang terinfeksi Covid-19 dapat mengatur asmanya agar terkendali. Beberapa cara mencegah asma kambuh di antaranya seperti menjauhi faktor pemicu gejala seperti debu, bulu hewan, asap rokok, atau udara dingin. Penderita asma juga sebaiknya mengontrol asmanya secara berkala dan menemui dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Tak Selalu Memperparah Covid-19

Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam, Arto Yuwono Soeroto mengatakan, penyakit asma tak akan memperburuk kondisi Covid-19, asalkan dalam keadaan terkendali.

Ia menjelaskan, saat asma dalam keadaan terkendali, keluhan sesak napas dan penyempitan pada saluran napas tak akan terjadi. Gejala sesak napas pada pasien asma terkendali juga tak sering muncul, sehingga tak mengganggu pengobatan Covid-19.

"Kalau asmanya terkendali dengan baik, maka ketika tertular Covid-19, gejalanya enggak makin berat. Tapi kalau sebaliknya, asmanya sering kambuh, maka itu jadi berpengaruh pada beratnya penyakit," kata Arto.

"Penderita asma di era pandemi ini harus betul-betul mengelola asmanya dengan baik dan benar supaya kalau kena Covid-19, tidak jadi gejala berat," tuturnya.(mr/cnn)