FEMINIA-Masjid Hassan II di Maroko merupakan masjid terbesar kesepuluh di dunia dengan kapasitas sekitar 105 ribu jamaah.
Masjid Hassan II dibangun di "Kota Putih" Casablanca pada 1993 oleh arsitek Prancis Michel Pinseau, ini juga merupakan masjid terbesar kedua di benua Afrika setelah Masjid Djamaa el Djazaïr di Aljazair.
Pinseau terinspirasi oleh gaya bangunan khas bangsa Moor dalam merancang masjid ini.
Walau arsiteknya warga negara Prancis, namun segala bahan pembangunan masjid berasal dari tanah Maroko, mulai dari marmer asal Agadir, kayu asal Pegunungan Middle Atlas, sampai batu granit asal Tafraoute.
Sebanyak 6.000 penduduk dan perajin di Maroko turun tangan dalam pembuatan Masjid Hassan II.
Pembangunan masjid berawal atas ide dari mendiang Raja Hasan II yang dimulai sejak tahun 1989.
Ia ingin masjid yang setengah berada di lautan dan setengah berada di daratan, sehingga umat Muslim bisa terus mengingat Allah SWT.
Dana pembuatan masjid dua lantai ini hingga US$700 juta, jumlah yang sangat fantastis pada saat itu.
Eksterior masjid nampak seperti gereja di Eropa, namun interiornya amat kental kesenian Maroko.
Raja Hasan II memang ingin kalau masjid ini menjadi simbol betapa rukunnya umat beragama di Maroko.
Berdiri di atas lahan seluas sembilan hektare, masjid ini terkenal dengan menaranya yang setinggi 210 meter.
Menaranya juga yang merupakan tertinggi kedua setelah Masjid Djamaa el Djazaïr.
Selain mengabarkan azan, menara itu juga menyalakan lampu tiap malam, sehingga fungsinya hampir mirip mercusuar.
Saat cuaca cerah, lampu dari menara itu konon katanya bisa terlihat sampai Mekkah.
Sebanyak 25 ribu orang muat di dalam masjid, dan 80 ribu orang muat di luar masjid.
Selain tempat ibadah, di komplek masjid juga ada madrasah, museum, rumah mandi, dan taman.
Turis boleh berkunjung ke Masjid Hassan II, asal menjaga kesopanan dan berpakaian tertutup. Turis non-Muslim wajib datang dengan pemandu wisata untuk bisa berkeliling.(fm/cnn)
