Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Libatkan 39 Dokter, Bayi Kembar Siam Berhasil Dipisahkan Usai Operasi 25 Jam



BENINGNEWS-Tim medis dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta rampung melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam perempuan Naaifa dan Nayyara pada Minggu (11/4) kemarin. Operasi bayi kembar siam mundur beberapa kali dari jadwal awal akibat pandemi Covid-19.

Tubuh dua bayi perempuan kembar siam ini saling menempel pada bagian tulang ekor belakang hingga anus. Kondisi kembar siam umumnya terjadi akibat tidak sempurnanya proses pembelahan pada kehamilan kembar monozigot (satu sel telur).

Operasi pemisahan bayi kembar siam ini melibatkan 39 dokter spesialis dengan total 131 tenaga medis. Operasi sendiri berlangsung selama 25 jam, terhitung sejak Sabtu (10/4) pukul 07.00 WIB hingga Minggu (11/4) pukul 08.00 WIB.

"Kami melakukan lima operasi kembar siam, tapi operasi kembar siam ini adalah yang tersulit," ujar Direktur Utama RSAB Harapan Kita, Didi Danukusumo dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (12/4).

Didi menjelaskan, untuk saat ini kedua bayi telah dipindahkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kedua bayi akan ditempatkan di sana sekitar 10 hari untuk dilakukan pemantauan lanjutan demi menentukan keperluan adanya operasi tambahan.

Masih dalam kesempatan yang sama, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Alexander mengungkapkan beberapa kesulitan yang tim hadapi saat memisahkan tubuh kedua bocah ini.

Alex menyebut, kasus kembar siam yang dialami Naaifa-Nayyara ini cukup rumit. Pasalnya, bagian yang menempel adalah tulang ekor. Kemudian bagian lain saling berhubungan, memiliki dua rektum meskipun satu anus, serta memiliki dua alat kelamin namun saling menempel.

"Sampai saat ini, kedua bayi masih kita pantau perkembangan kesehatan. Karena tahap pertama pemisahan, tahap berikutnya misal ada rekonstruksi itu kemungkinan masih ada, nanti tergantung keadaan yang kita lihat," jelas Alex.

Alex sekaligus menjelaskan bahwa pihaknya telah memantau perkembangan Naaifa-Nayyara sejak masa neonatus atau sejak mereka lahir sampai dengan 28 hari.

Selain itu, ia juga mengungkapkan beberapa kendala yang dialami dalam proses operasi koreksi ini adalah pendarahan dan hipotermia atau suhu terlalu rendah. Namun, kendala itu sudah diantisipasi.

Kembar siam sendiri merupakan kelainan di mana bayi kembar lahir dengan beberapa bagian tubuh yang saling menempel. Kembar siam termasuk kondisi langkah.

Kondisi ini umumnya terjadi akibat tidak sempurnanya proses pembelahan pada kehamilan kembar monozigot (satu sel telur).

Bayi kembar siam berhadapan dengan risiko meninggal dunia saat masih berada dalam kandungan atau beberapa saat setelah dilahirkan. Kendati demikian, ada pula beberapa pasang bayi kembar siam yang tetap bertahan hidup.(mr/cnn)