Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Survei: Mayoritas Remaja Indonesia Ternyata Tak Paham soal Covid-19



FEMINIA-Mayoritas remaja di Indonesia tidak memahami informasi mengenai Covid-19. Survei terbaru dari Wahana Visi Indonesia (WVI) menemukan pengetahuan serta pemahaman remaja di Indonesia mengenai Covid-19 masih rendah.

Survei ini merupakan bagian dari monitoring post intervensi program WVI untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja terkait pesan-pesan kunci Covid-19 di empat provinsi di Indonesia pada Februari 2021. Empat provinsi itu meliputi Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan Kalimantan Barat.

Hasilnya, hanya 36 persen remaja yang memiliki pengetahuan yang baik terkait Covid-19.

Kategori pengetahuan yang baik atau paham terhadap Covid-19 ditentukan berdasarkan sejumlah pertanyaan yang diberikan saat survei. Remaja harus menjawab benar setidaknya 80 persen dari seluruh soal yang ditanyakan.

"Kami memberikan pertanyaan. Dari pertanyaan itu harus menjawab benar minimal 80 persen. Yang benar minimal 80 persen hanya sekitar 36 persen remaja," kata Health Team Leader WVI dokter Maria Adrijanti dalam media briefing, Jumat (12/3).

Pada survei yang berbeda, WVI juga menemukan bahwa 37 persen remaja di Indonesia menjadi agen informasi terkait Covid-19. Agen informasi diartikan sebagai orang yang menyebarkan informasi mengenai Covid-19 kepada orang lain seperti teman atau keluarga.

Sekitar 25 persen tidak mau meneruskan informasi yang diterima atau memiliki persepsi negatif.

"Artinya, remaja sangat potensial untuk meng-influence (mempengaruhi) teman-teman atau orang tuanya terkait Covid-19," kata Maria.

Untuk dapat menjadi agen informasi yang baik, remaja harus dibekali dengan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai Covid-19.

"Mereka perlu peningkatan kapasitas sehingga pesan-pesan yang disampaikan itu memang benar dan tepat," ucap Maria.(fm/cnn)