Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Riset: Tidur Siang Bisa Tingkatkan Fungsi Kognitif dan Cegah Alzheimer



FEMINIA-Jangan buru-buru cap orang yang suka tidur siang sebagai orang yang malas atau tak punya kerjaan. Faktanya, menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang dewasa di China, tidur siang ternyata berkaitan erat dengan peningkatan fungsi kognitif seseorang dan bisa mencegah alzheimer. 

Tidur siang singkat dan dalam frekuensi yang lebih jarang, yang berlangsung kurang dari 30 menit dan dilakukan empat kali seminggu, adalah tidur siang yang paling disarankan untuk meningkatkan kemampuan kognitif.

Studi yang muncul di General Psychiatry ini adalah yang pertama mempelajari hubungan tidur siang dengan fungsi kognitif dan biokimia pada populasi orang lanjut usia.

Penelitian menyebutkan bahwa tidur yang terganggu bisa berisiko pada demensia. Demensia mempengaruhi 5-7 persen orang dewasa berusia di atas 65 tahun di seluruh dunia. Di negara-negara Barat, angka demensia sedikit lebih tinggi yaitu 8-10 persen.

Mengutip Medical News Today, saat ini belum ada obat untuk demensia, maka cara terbaik untuk mengatasinya adalah perubahan gaya hidup. Para peneliti mempelajari 2.214 orang sehat dari beberapa kota besar di China, termasuk Beijing, Shanghai, dan Xian. Semuanya setidaknya berusia 60 tahun.

Interval tidur malam rata-rata peserta penelitian adalah 6,5 jam.

Untuk mengevaluasi demensia yang ada, para peneliti menguji peserta menggunakan versi Beijing dari Montreal Cognitive Assessment dan Mini-Mental State Exam (MMSE).

Tim mengevaluasi kemampuan kognitif peserta dan fungsi yang lebih tinggi melalui 30 pengukuran ruang visual, memori, penamaan, perhatian, perhitungan, abstrak, orientasi, dan fungsi bahasa.

Para peneliti menggunakan Baterai Tes Neuropsikologi China untuk mengukur "rentang digit, pembelajaran verbal auditori, pembelajaran asosiatif, retensi visual, kefasihan bahasa, pemetaan, dan tes dengan balok."

Para peneliti menilai kesehatan semua peserta sambil membuat profil darah mereka untuk mengetahui kadar kolesterol dan asam lemak trigliserida, atau "TG".

Peneliti meminta responden untuk tidur siang selama 5 menit sampai 2 jam setelah makan siang. Dari kelompok tersebut, 1.534 dilaporkan tidur siang secara teratur, dengan frekuensi tidur siang mereka mulai dari sekali seminggu hingga setiap hari dalam satu minggu.

Studi tersebut melaporkan tiga hasil utama:

"Pertama, orang tua yang tidur siang menunjukkan kinerja kognitif yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur siang," kata peneliti.

"Kedua, kami menemukan tingkat TG yang lebih tinggi pada orang dewasa yang tidur siang. Terakhir, tidur siang sangat terkait dengan orientasi, fungsi bahasa, dan memori."

Namun, penulis mencatat bahwa tidak semua tidur siang itu sama.

Studi tersebut menemukan bahwa tidur siang yang lebih lama dan lebih sering cenderung dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif.

Tidur siang singkat dan lebih jarang - berlangsung kurang dari 30 menit dan terjadi empat kali seminggu - tampaknya paling baik. Tidur siang ini menyebabkan penurunan 84 persen kemungkinan terkena Alzheimer.(fm/cnn)