Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Destinasi 'Lampu Merah' di Belanda akan Dipindah



FEMINIA-Kota dengan segala keindahan serta keruwetannya sebenarnya terlihat unik di mata wisatawan mancanegara. Namun karena ingin menghindari dampak buruk serbuan turis, pemerintah kota Amsterdam di Belanda berencana memindahkan area Distrik Lampu Merah di tempat lain.

Distrik Lampu Merah (Red Light District) ialah area di mana hiburan malam khusus pengunjung dewasa tersaji. Di Amsterdam, area ini dinamakan De Wallen.

Rencana pemindahan De Wallen juga dikarenakan pihak berwenang ingin turis punya pengalaman berbeda saat mengunjung Amsterdam. Tak melulu soal ganja atau seks, tapi juga seni budayanya.

Anggota dewan telah sepakat bahwa banyak rumah bordil dan "etalase" yang akan ditutup di gang-gang sempit dekat dermaga dan bahwa pekerja seks akan dapat bekerja di pusat yang ditunjuk di tempat lain di Amsterdam.

Area De Wallen berisi ratusan "kabin" yang disewa oleh wanita penghibur yang biasanya mengiklankan layanan mereka dari balik jendela kaca, diterangi oleh lampu merah. Tradisi ini yang melahirkan sebutan 'lampu merah'.

De Wallen, yang merupakan bagian dari kota tua Amsterdam, juga menjadi rumah bagi banyak atraksi wisata khusus dewasa lainnya, seperti toko seks, teater seks, pertunjukan intip, museum seks, dan museum ganja.

Wali Kota Amsterdam Femke Halsema mengatakan bahwa "etalase" harus ditutup karena wanita yang bekerja di dalamnya telah menjadi korban pelecehan verbal dari turis-turis usil.

"Ini tentang konsep baru Amsterdam sebagai destinasi wisata," kata Dennis Boutkan, dari Partai Buruh Belanda, seperti yang dikutip dari The Points Guy pada Jumat (5/2).

"Wisatawan dipersilakan untuk menikmati keindahan dan kebebasan di kota, tetapi tidak dengan merugikan orang lain."

Halsema menambahkan bahwa langkah tersebut juga akan mencegah "peningkatan perdagangan manusia dengan menyediakan lingkungan yang aman di mana pekerja seks dapat menjalankan bisnis mereka".

Namun, keputusan itu mendapat tentangan. Kelompok lobi Red Light United mengatakan bahwa cuan mereka akan sangat terpengaruh karena lokasi baru belum tentu populer di kalangan turis.

Berita itu muncul setelah ada seruan tahun lalu untuk melarang eksistensi tur Distrik Lampu Merah serta larangan untuk wisatawan mengunjungi kedai kopi yang menyajikan menu ganja karena serbuan turis.

Halsema telah mengusulkan bahwa hanya penduduk Belanda yang diizinkan masuk ke 166 kedai kopi penjual ganja di Amsterdam dalam upaya untuk mengurangi "wisata narkoba".

Dia mengatakan kota itu bisa tetap "terbuka, ramah dan toleran," tetapi pada saat yang sama akan menghentikan aksi pelaku kriminal dan mengurangi dampak buruk serbuan turis dengan anggaran rendah.

Namun, aturan berkunjung ke kedai kopi kesulitan untuk mendapatkan dukungan.

Partai-partai politik lawan - partai liberal D66, Partai Hijau, Buruh, dan Sosialis - berpendapat bahwa relokasi Distrik Lampu Merah serta pelarangan turis ke kedai kopi akan menghasilkan pertumbuhan "penggunaan narkoba yang tidak sehat, terutama di anak muda. "

Menurut Daily Telegraph, Amsterdam dikunjungi oleh 19 juta orang pada tahun 2018, sementara populasi penduduk di kota "hanya" berjumlah 850 ribu jiwa.(fm/cnn)