Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Badan Terasa Panas Tapi Tidak Demam, Yuk Kenali Penyebabnya!


FEMINIA-Beberapa orang kerap merasa demam, padahal suhu tubuh masih terpantau normal. Ada beberapa penyebab badan terasa panas tapi tidak demam.

Di tengah pandemi, demam menjadi salah satu gejala klinis yang paling bikin waswas banyak orang. Demam menjadi salah satu gejala utama infeksi virus corona (Covid-19).

Namun, tak semua badan yang terasa panas mengindikasikan demam. Demam sendiri ditandai dengan suhu tubuh yang berada di atas 38 derajat Celcius. Jika suhu tubuh masih berkisar di antara 36-37,5 derajat Celcius, maka seseorang tidak mengalami demam.

Pada beberapa orang, tubuh kerap terasa panas layaknya demam. Namun, suhu tubuh terpantau normal dalam pengukuran dengan termometer.

Ada banyak alasan yang membuat seseorang merasa panas tapi tidak demam. Faktor lingkungan dan gaya hidup, usia, hormon, dan kondisi emosi tertentu memberikan pengaruhnya. Dalam beberapa kasus, rasa panas terus-menerus menandakan kondisi medis tertentu.

Penyebab badan terasa panas tapi tidak demam dibagi menjadi dua. Penyebab gaya hidup atau kegiatan sehari-hari dan penyebab medis.

Berikut penyebab badan terasa panas, tapi tidak demam, melansir Medical News Today.
Penyebab Gaya Hidup

1. Olahraga atau aktivitas berat


Berolahraga atau beraktivitas fisik dapat meningkatkan panas tubuh. Panas tubuh bakal semakin meningkat jika seseorang tak terbiasa berolahraga secara teratur atau berolahraga di lingkungan yang panas.

Menghindari olahraga pada cuaca panas dan konsumsi lebih banyak air dapat membantu menghindari kepanasan setelah berolahraga.

2. Makanan dan minuman tertentu

Makanan dan minuman tertentu membuat seseorang merasa lebih panas dari biasanya. Beberapa makanan dan minuman itu di antaranya minuman beralkohol, berkafein, makanan pedas, serta makanan dan minuman dengan suhu tinggi.

3. Pakaian

Pakaian yang ketat atau gelap dapat meningkatkan panas tubuh dan menghalangi sirkulasi udara di sekitar kulit. Serat sintetis juga dapat memerangkap panas dan mencegah keringat menguap. Hal ini dapat menyebabkan kehangatan berlebih.


Penyebab Medis

1. Kecemasan

Saat stres atau cemas, seseorang akan mengalami serangkaian gejala fisik seperti merasa panas dan berkeringat. Hal ini terjadi sebagai respons tubuh atas peningkatan detak jantung akibat kecemasan.

Seseorang yang merasa cemas juga mengalami beberapa gejala fisik lain seperti peningkatan detak jantung, palpitasi jantung, otot tegang, dan pernapasan cepat.
Pensive young woman traveling with bus and holding smart phone. Wears casual clothes.

2. Hipertiroid

Hipertiroid terjadi saat kelenjar tiroid terlalu aktif dan menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Hormon tiroid memengaruhi cara tubuh menggunakan energi.

Pengidap hipertiroid sering kali mengalami intoleransi panas yang ditandai dengan tubuh yang terasa panas padahal tidak demam. Gejala itu biasanya disertai dengan tangan gemetar, detak jantung cepat atau tidak teratur, diare atau sering buang air besar, kesulitan tidur, dan kelelahan.

3. Anhidrosis

Berkeringat adalah cara tubuh tetap dingin. Anhidrosis menggambarkan ketidakmampuan tubuh untuk berkeringat.

Anhidrosis terjadi akibat beberapa kondisi yang mendasari, konsumsi obat-obatan tertentu, atau kelenjar keringat yang tersumbat atau terluka.

Seseorang yang mengalami anhidrosis harus memeriksakan diri ke dokter.

4. Diabetes

Pengidap diabetes merasa lebih sensitif terhadap panas daripada yang lain. Salah satu penyebabnya adalah dehidrasi.

Pengidap diabetes mengalami dehidrasi lebih cepat selama cuaca panas. Kurang asupan cairan juga dapat meningkatkan kadar glukosa darah, yang membuat seseorang lebih sering buang air kecil dan memperburuk dehidrasi.

Selain itu, komplikasi pada diabetes yang merusak pembuluh darah dan saraf juga turut berkontribusi. Kondisi ini memengaruhi kelenjar keringat dan membuat seseorang merasa panas.

Penyebab Lainnya

1. Kehamilan


Ibu hamil umumnya merasa lebih panas dari biasanya. Hal ini terjadi akibat perubahan hormonal yang meningkatkan suplai darah ke permukaan kulit


2. Menopause


Seorang wanita mungkin mengalami hot flashes selama, sebelum, dan setelah menopause. Hot flashes terjadi akibat perubahan kadar estrogen.

Hot flashes juga umumnya disertai dengan gejala lain seperti kulit memerah di wajah dan leher, keringat berlebih, keringat di malam hari, serta merasa menggigil setelahnya.[fm/cnn]