FEMINIA-Pada selembar uang Rp2000, Anda akan mendapati lukisan perempuan dengan Tari Piring.
Di balik gemulai si penari, terbentang lukisan alam nan indah yakni Ngarai Sianok. Lembah sedalam 200 meter ini berada di antara dua tebing terjal dengan ketinggian 100 meter.
Selembar uang Rp2000 jelas tidak membuat imaji keindahan lembah muncul dalam benak. Ngarai Sianok terletak sekitar satu kilometer barat daya Bukittinggi atau tepatnya di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Dari Bandara Internasional Minangkabau, Anda cukup mengendarai kendaraan pribadi atau minibus jalur Padang-Bukit Tinggi selama 2,5-3 jam.
Lihat saja, lembah lebih berupa jurang raksasa sepanjang 15 kilometer yang subur dari selatan ngarai Koto Gadang sampai nagari Sianok Anam Suku dan berakhir di Kecamatan Palupuh.
Jurang raksasa ini jadi bagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatra menjadi dua bagian alias patahan Semangko.
Kata 'sianok' berasal dari 'si anok' yang berarti si pendiam. Lukisan alam ini secara geologi berbentuk full graben. Lapisan batuan merenggang hingga bagian tengah ambles.
Gerakan perenggangan diperkirakan kerap terjadi pada Kala Eosen hingga Oligosen atau sekitar 25-55 juta tahun lalu. Perenggangan kemudian diikuti oleh gerakan pengangkatan lapisan batuan.
Asal muasal pembentukan Ngarai Sianok
Meski ada penjelasan secara geologis perihal pembentukan lembah, tak lengkap rasanya jika tidak menyelami kearifan lokalnya.
Konon ada seorang laki-laki bernama Katik Muno. Dia mengiring kedatangan pemimpinnya, Sang Sapurba dan menetap di Minangkabau, pedalaman Sumatra.
Setelah menetap, Katik Muno yang lemah lembut perlahan berubah jadi jahat dan kasar.
Diliputi nafsu, ia berniat menjadi penguasa Minangkabau. Penduduk pun dibuat takut dan menderita.
Sapurba pun malu dibuatnya. Kemudian Katik Muno berubah menjadi naga dan bertempur dengan Sang Sapurba. Semburan api berhasil membentuk jurang raksasa yang kini menjadi Ngarai Sianok.
Pertempuran berakhir dengan kekalahan Katik Muno. Ia pun sadar akan kesalahannya dan sebagai bentuk permohonan maaf, Katik Muno mengubah aliran api di dasar jurang menjadi aliran air yang indah dan menyejukkan.
Benar saja, kini Ngarai Sianok jadi lembah subur bahkan menyimpan berbagai macam flora dan fauna.
Bahkan di sini terdapat salah satu flora endemik Indonesia yakni bunga raflesia.
Cukup dari Taman Panorama, Anda duduk di gazebo-gazebo yang disediakan dan puaskan mata dengan pemandangan hijau nan asri.
Jangan kaget jika lamunan Anda diganggu kawanan monyet yang bermain-main di sekitar taman.(fem/cnn)