Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Ingin Wisata ke Sri Lanka di Tengah Pandemi? Simak Syaratnya!



FEMINIA-Gerbang pariwisata Sri Lanka telah dibuka kembali untuk turis mancanegara setelah menutup bandara dan perbatasannya pada Maret karena pandemi COVID-19.

Pengunjung internasional, bagaimanapun, tidak akan bebas berkeliaran di negara pulau ini sesuka hati, sampai setidaknya tujuh hari setelah kedatangan.

Sri Lanka mewajibkan para pelancong untuk dites negatif COVID-19 dalam 96 jam sebelum keberangkatan mereka, setelah kedatangan di bandara, dan tujuh hari setelah menghuni di negara itu, Associated Press melaporkan.

Mereka yang ingin tinggal di Sri Lanka selama lebih dari tujuh hari harus menjalani tes COVID-19 ketiga.

Pemerintah Sri Lanka juga mewajibkan pengunjung untuk memiliki setidaknya US$50 ribu (sekitar Rp702,2 juta) dalam bentuk asuransi perjalanan.

Wisatawan tidak perlu melakukan karantina di kamar hotel mereka, tetapi mereka harus tetap berada dalam rute perjalanan yang ditetapkan pemerintah dan di hotel yang disetujui pemerintah.

Di antara pilihannya adalah Anantara Peace Haven Tangalle, surga tepi pantai yang indah dengan pilihan akomodasi yang mencakup vila dengan pemandangan pantai seluas hampir 700 kaki persegi dengan kolam renang.

Selain menggunakan pusat kebugaran hotel, kolam renang, dan spa, wisatawan mancanegara di Sri Lanka akan diizinkan untuk mengunjungi taman nasional, pergi bersafari, dan menjelajahi tempat-tempat populer seperti Benteng Sigiriya.

Namun, mereka tidak akan diizinkan untuk berbaur dengan penduduk setempat hingga setidaknya 14 hari setelah kedatangan mereka.

Pemerintah menguji pendekatan baru ini pada Desember dengan 1.500 wisatawan dari Ukraina, seperti yang dikutip dari Associated Press.

Sri Lanka menutup perbatasannya pada Maret setelah mendeteksi klaster virus Corona yang berasal dari pabrik garmen dan pasar ikan di Kolombo, tulis Associated Press.

Menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, Sri Lanka telah melaporkan lebih dari 55 ribu kasus COVID-19 dan 274 kematian.

Informasi lebih lanjut mengenai kunjungan ke Sri Lanka di masa pandemi virus Corona bisa diketahui di sini.