Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Waspadai Obesitas Saat Pandemi



FEMINIA- Pandemi Covid-19 menghadirkan stres berlebihan bagi kalangan berusia muda. Rendahnya aktivitas di luar rumah, tetapi tinggi mengonsumsi makanan yang mengandung gula membuat jumlah anak muda penderita obesitas diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan penelitian Robert Wood Johnson Foundation, di Amerika Serikat (AS), jumlah anak muda penderita obesitas meningkat cukup tajam. "Obesitas di kalangan anak muda masih menjadi epidemik di negeri ini (AS)," kata Jamie Bussel, pejabat senior Robert Wood Johnson Foundation, dikutip Daily Reporter. Pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi semakin memperburuk situasi dan menyebabkan berbagai faktor penyebab obesitas tumbuh subur. 

Sesuai laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rata-rata sekitar 15,5% anak muda berusia 10-17 tahun di AS dilaporkan mengidap obesitas atau memiliki body mass index (BMI) di atas 30. Organisasi nirlaba Obesity Action Coalition mengaku cemas kondisi ini akan kian mempersulit upaya pemutusan rantai virus.

Sama seperti obesitas pada orang dewasa, obesitas pada anak muda juga berisiko memperburuk kesehatan dan menimbulkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Ahli kesehatan Joel Hungate juga meminta agar anak muda lebih banyak berolahraga dan melakukan pola diet teratur.

"Orang tua harus mengajarkan anak-anaknya agar memiliki gaya hidup yang sehat, mulai dari makan makanan sehat hingga melakukan aktivitas fisik," kata Hungate. Jumlah anak muda yang mengalami kelebihan berat badan juga meningkat selama pandemi. Mereka juga berisiko mengalami obesitas di kemudian hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menyalakan alarm peringatan. Mereka menyatakan saat ini sebanyak 12 dari 50 negara bagian di AS memiliki tingkat obesitas di atas 35% atau lebih tinggi, bandingkan dengan sebelumnya yang hanya enam negara bagian. 

Berdasarkan penelitian terbaru, penderita obesitas berisiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19 dan lebih sulit divaksinasi. Sekitar 73% pasien Covid-19 di AS juga menderita obesitas. Sejak Maret lalu, CDC memperingatkan tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung umum ditemukan di pasien Covid-19.

Penelitian terhadap 10.000 pasien Covid-19 di AS juga menunjukkan pasien yang menderita obesitas kondisinya lebih buruk dan rentan meninggal dunia. Ahli obesitas Cate Varney dari University of Virginia mengatakan pencegahan obesitas sulit karena makan lebih sedikit dan olahraga lebih banyak sulit dipraktikkan.

 "Kami para dokter dan peneliti memahami bahwa obesitas memiliki konsekuensi jangka panjang dan menjadi tantangan yang lebih sulit di tengah pandemi," kata Varney, dilansir Inquirer.(mr/snd)