FEMINIA-Pandemi Covid-19 berdampak besar pada industri barang mewah termasuk produk fesyen. Namun, studi terbaru menunjukkan, di tengah pandemi yang membuat ekonomi merosot, kehadiran bintang K-Pop justru berhasil mendongkrak popularitas label fesyen tersebut.
Studi anyar dari Isentia yang baru saja dirilis menganalisis pemberitaan dan perbincangan di media dan juga media sosial terkait barang mewah di enam negara Asia Tenggara yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Indonesia.
Hasilnya, pengaruh selebriti K-Pop dapat meningkatkan popularitas label fesyen tersebut. Misalnya di Indonesia, Gucci menjadi label yang paling banyak diperbincangkan karena menggaet personel boyband EXO, Kai, sebagai brand ambassador.
Di Thailand, rumah mode Cartier juga dibicarakan setelah mengangkat Jisoo sebagai brand ambassador. Begitu pula di Malaysia, ketika Dior meminang Sehun EXO.
"Selebritas K-pop yang dinobatkan sebagai brand ambassador adalah pendorong paling konsisten dari gebrakan sosial di wilayah Asia Tenggara," hasil analisis Isentia, dalam keterangan persnya, Rabu (23/12).
Selain bintang K-Pop, pemberitaan terkait agama yang dipicu pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron yang memerangi separatisme Islam juga ikut memengaruhi label fesyen. Banyak masyarakat Indonesia dan Malaysia memboikot produk fesyen keluaran rumah mode Prancis seperti Louis Vuitton, Dior, Yves Saint Laurent, dan Chanel.
Meski pandemi membuat daya beli menurun, beberapa negara seperti Vietnam dan Singapura justru menunjukkan ketertarikannya pada label fesyen mewah tersebut.
Berikut daftar label fesyen dan barang mewah yang paling banyak diperbincangkan di media sosial, versi Isentia.
1. Chanel
2. Dior
3. Lous Vuitton
4. Shu Uemura
5. Gucci
6. Hermes
7. Lancome
8. Yves Saint Launrent
9. Armani
10. Cartier
[fem/cnn]
