Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Ke Bali Wajib Lolos Rapid Test Antigen, Apa Itu?



FEMINIA-Mulai 18 Desember 2020, pemerintah mewajibkan rapid test antigen untuk mereka yang bertandang ke Bali lewat darat. Rapid test antigen dilakukan H-2 atau 2x24 jam sebelum keberangkatan. Aturan ini akan berlaku hingga 4 Januari 2021 mendatang.

"Kami minta untuk wisatawan yang akan naik pesawat ke Bali wajib melakukan tes PCR H-2 sebelum penerbangan ke Bali serta mewajibkan tes rapid antigen H-2 sebelum perjalanan darat masuk ke Bali," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam keterangan resmi, pada Selasa (15/12).

Apa itu rapid test antigen?

Rapid test sendiri biasanya digunakan untuk skrining awal Covid-19. Dari namanya, 'rapid', hasil tes bisa diketahui dalam waktu singkat. Paling lama Anda hanya perlu menunggu selama 1 jam. Mengutip dari Alodokter, rapid test sendiri ada dua yakni, rapid test antigen dan rapid test antibodi. Rapid test antigen inilah yang akan digunakan sebagai syarat perjalanan ke Bali via darat.

Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto menjelaskan rapid test antigen bekerja dengan menggunakan metode swab untuk mengambil protein target dari virus. Dari sini, jumlah target uji rapid test antigen yakni protein virus hanya yang terdapat dalam sampel. Ini berbeda dengan reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) yang melihat amplifikasi atau tahap perbanyakan jumlah target yang diuji.

Menurut Wien, akurasi rapid test antigen bisa mendekati RT-PCR untuk mendeteksi virus corona jika dioptimasi.

"Rapid tes antigen, apabila sensitivitasnya tinggi lebih sesuai digunakan sebagai alternatif dari RT-PCR, terutama ketika diperlukan hasil yang cepat kurang lebih 30 menit," ujarnya.

Sedangkan rapid test antibodi merupakan metode skrining yang paling awal muncul dan digunakan. Metode ini melihat kondisi antibodi yang terbentuk akibat serangan virus. Namun rapid test antibodi dinilai rendah akurasinya.

Dokter Spesialis Paru Universitas Indonesia, Erlina Burhan mengatakan, rapid test antigen jauh lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi untuk mendeteksi Covid-19.

Sebabnya, rapid test antigen mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, bukan mendeteksi antibodi tubuh terhadap penyakit Covid-19.

Antibodi terkadang belum muncul pada fase awal infeksi Covid-19, sehingga tidak terdeteksi melalui rapid test antibodi. Hal ini kerap kali menyebabkan hasil negatif palsu pada pasien yang sebetulnya telah terinfeksi Covid-19.(fem/cnn)