FEMINIA-Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Banten bersinergi dengan perancang busana Wignyo Rahadi menggelar program pelatihan dan pemberdayaan di bidang fashion untuk para santri. Hal itu karena mempertimbangkan besarnya potensi usaha produk fashion dan sumber daya bidang fashion di pondok pesantren di wilayah Banten.
Desainer Wignyo Rahadi menjelaskan, pesantren mempunyai andil cukup besar dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, dan religius di bidang usaha fashion. Sebagai upaya pengembangan serta penguatan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air, salah satunya dengan mendorong kemandirian ekonomi pesantren.
"Begitu banyak potensi unit usaha pesantren yang dapat dikembangkan," ujar Wignyo melalui keterangan tertulis.
Di wilayah Banten, di antaranya adalah potensi usaha konveksi dan industri fashion. Menurut Wignyo, apabila potensi tersebut didayagunakan secara profesional, maka akan mampu menggerakkan ekonomi pesantren.
"Tak hanya itu, pendayagunaan ini bahkan dapat memberikan manfaat ke lingkungan masyarakat sekitar pesantren. Apabila dikembangkan lebih jauh dapat turut mewujudkan kekuatan ekonomi baru di Indonesia yang berbasis syariah," ujar Wignyo.
Wignyo menambahkan, Pondok Pesantren Roudlotul Huda di Pandeglang, Banten, dan masyarakat sekitar sebenarnya telah menjalani usaha konveksi. Untuk lebih memaksimalkan usaha konveksi tersebut, maka diadakanlah pelatihan bidang fashion yang disebut Bootcamp Fashion.
"Ini merupakan bagian dari program pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren melalui peningkatan kualitas dan kapasitas produk fashion muslim," ujar Wignyo.