FEMINIA - Ketua Komite Kesehatan Gigi dan Mulut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, drg. Tritarayati, SH, MHKes., mengatakan selain dari pernapasan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 juga terdapat pada rongga mulut orang yang terinfeksi, terutama di air liur.
"Hal ini harus kita waspadai, karena di dalam 1 ml air liur terdapat lebih dari 1 juta partikel virus. Sementara, data terbaru dari CDC menunjukkan lebih dari 50 persen penyebaran virus SARS-CoV-2 berasal dari kasus konfirmasi tanpa gejala yang berada di sekitar kita," ujarnya saat konferensi pers virtual peluncuran Pepsodent Active Defense Mouthwash, Selasa 8 Desember 2020.
Dokter Gigi dan Peneliti, Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes., turut membenarkan hal tersebut. Dia memaparkan, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sudah menyatakan bahwa virus corona terdapat pada infeksi saluran pernapasan.
"Jadi, virusnya itu ada di dalam mulut. Bahkan dari beberapa jurnal, air liur atau saliva bisa dijadikan sampel untuk mendiagnosis orang itu positif atau tidak. Artinya, virus itu dalam air ludah banyak," kata dia.
Berbicara lebih jauh mengenai droplet yang keluar pada saat kita berbicara, dokter Sari menjelaskan ada tiga ukuran partikel yang keluar dari mulut ketika kita berbicara. Apa saja?
"Itu ada splatter (paling besar). Kedua ukurannya lebih kecil itu droplet tadi, keluarnya pada saat kita batuk atau bersin. Kalau splatter ketika kita ngomong itu paling jangkauannya 1 meter. Kalo droplet itu dia lebih kecil jadi bisa sampai 1,5 meter. Nah, kecepatannya secara teori itu 10 meter/detik," tutu dia.
Tapi, menurut Sari, ada satu lagi partikel yang jauh lebih kecil dan yang paling ditakuti serta rentan menularkan COVID-19, yaitu aerosol.
"Nah, aerosol ini keluarnya ketika kita bersin, kecepatannya bisa 50 meter/detik. Jadi, ketika bersin bisa sampai 6 meter jangkauannya. Yang paling kita takutkan dari aerosol adalah, ketika dia ke udara bisa bertahan sekitar tiga jam. Makanya kita paling takut dengan partikel kecil-kecil ini, makanya kita harus aware dan selalu pakai masker," kata drg. Armelia Sari Widyarman.
Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun. (vv/mg)