Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Alasan Mengapa Gigi Bungsu Sebaiknya Dicabut


FEMINIA-Sebagian besar orang masih percaya bahwa mencabut gigi bungsu itu buang-buang waktu selama tidak menimbulkan gejala atau rasa sakit.

Terlebih, orang dibuat dua kali berpikir untuk mencabut gigi bungsu karena biayanya yang mahal. Sebab pencabutan gigi bungsu tidak seperti mencabut gigi biasa, melainkan melalui prosedur operasi bedah mulut.

Meski orang merasakan reaksi yang berbeda, baik itu sakit maupun tidak, sebenarnya ada alasan untuk mencabut gigi bungsu.

Penyebab impaksi gigi bungsu

Beberapa dokter gigi merekomendasikan gigi bungsu untuk dicabut. Bahkan American Dental Association menyebut gigi bungsu yang dibiarkan tumbuh dengan posisi salah dapat merusak struktur gigi dan menimbulkan masalah kesehatan lain.

Selain itu, pendapat lainnya menyebut bahwa manusia modern tidak lagi membutuhkan keberadaan si gigi bungsu. Terlebih ketika pertumbuhan gigi bungsu bermasalah alias impaksi.

Hal ini disebabkan keterbatasan ruang dalam mulut yang tidak bisa mengakomodasi 32 gigi. Gigi bungsu yang tumbuh belakangan kemudian menyundul menyesak di antara gusi paling belakang dan gigi geraham terdalam.

Akibat tak punya cukup ruang, gigi bisa terjebak di dalam rahang, tumbuh ke arah yang salah, menyamping, miring, atau hanya tumbuh sebagian.

Keberadaan gigi geraham bungsu yang impaksi akan dibarengi rasa sakit tak tertahankan, nyeri berdenyut, sariawan, gusi bengkak, hingga kesulitan mengunyah makanan.

Tentunya jika gejala tersebut dibiarkan, lama-kelamaan bisa menimbulkan sakit gigi berkepanjangan dan menimbulkan masalah kesehatan lainnya.

Alasan untuk mencabut gigi bungsu yang impaksi

1. Menyebabkan sakit gigi

Saat gigi bungsu perlahan mendobrak gusi, rasa sakit di bagian belakang mulut mulai muncul. Sakit gigi yang terasa nyeri bisa dirasakan secara langsung maupun berselang dengan intensitas ringan hingga berat.

Bagi sebagian orang, rasa sakit bisa terjadi selama beberapa hari, kemudian akan reda dengan sendirinya.

Tapi selama proses pertumbuhan gigi geraham bungsu masih berlangsung, rasa nyeri dapat muncul berulang-ulang selama beberapa bulan atau tahun.

Tidak disarankan untuk mengonsumsi obat pereda rasa sakit seperti parasetamol, aspirin, atau ibuprofen untuk jangka panjang.

Meski obat ini dijual bebas di apotek, namun obat pereda sakit bukan solusi final mengatasi nyeri gigi. Bahkan risikonya dapat merusak ginjal dan hati bila dikonsumsi dalam dosis tinggi.

Anda tak akan pernah tahu kapan sakit akan mereda dan seberapa kuat Anda menahan sakitnya. Karenanya segera periksakan kondisi gigi bungsu untuk mendapatkan tindak lanjut dari dokter.

2. Menimbulkan bengkak


Bersamaan dengan rasa sakit, kemunculan gigi bungsu juga menimbulkan tanda-tanda fisik seperti pipi terlihat membengkak dan sedikit kemerahan.

Kemunculan gigi bungsu yang menembus gusi mengakibatkan lapisan gusi memerah dan mengalami pembengkakan. Terkadang, jika bagian gusi bengkak tak sengaja terkena sikat gigi bisa menyebabkan keluarnya darah. Hal itu dikarenakan lapisan gusi yang bengkak menjadi lebih rentan daripada biasanya.

3. Berisiko menabrak gigi sebelahnya

Kemunculan gigi geraham ketiga ini tak selalu normal di bagian paling belakang rongga mulut atau di sebelah dua gigi geraham. Pada beberapa kasus, gigi bungsu bisa muncul dengan posisi yang melenceng sehingga mendesak atau menabrak gigi geraham sebelahnya.

Kondisi seperti ini sering terjadi karena saat gigi bungsu muncul, reaksi alami tulang rahang dan gigi lainnya adalah mencegahnya muncul. Pada akhirnya gigi terperangkap di bawah garis gusi. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit di area mulut.

Jika rasa sakit terus mengganggu, jangan terburu-buru menelan obat rasa sakit (painkiller). Meski kondisi ini wajar terjadi, tapi memeriksakan gigi ke dokter adalah opsi terbaik.

4. Bisa mengakibatkan pericoronitis

Pericoronitis merupakan infeksi gusi serius yang dapat merusak jaringan lunak pada gigi. Secara medis, pericoronitis disebabkan karena penumpukan bakteri di gigi. Gejala yang timbul di antaranya bau mulut, gusi memerah, berdarah, dan muncul bengkak.

Dalam kondisi yang lebih parah ditambah tidak disertai perawatan yang tepat, tulang penopang gigi lambat laun akan rusak. Jika pericoronitis diabaikan, Anda berisiko kehilangan gigi.

5. Menimbulkan karies

Ketika gigi bungsu muncul, Anda disarankan menyikat gigi lebih cermat dan berhati-hati. Sebab gigi bungsu terletak jauh di belakang dan ruang tempat gigi tumbuh cenderung sempit sehingga terkadang tidak terjangkau oleh sikat gigi, apalagi jika menggunakan sikat gigi dengan ujung kepala yang besar.

Jika kurang bersih, sisa makanan yang menyempil di gigi bungsu bisa membentuk karies. Ketika karies tak segera ditangani, dapat menimbulkan pulpitis, yakni peradangan di sekitar pulpa gigi.

Kondisi pulpitis ini yang sering membuat gigi terasa nyeri berdenyut. Pulpitis yang sudah menyentuh pulpa gigi harus segera diobati agar tak menyebabkan infeksi akar gigi. Karies gigi dan infeksi akar gigi inilah yang menjadi salah satu alasan gigi bungsu harus dicabut.

6. Menyebabkan struktur gigi tak rata

Ketika gigi bungsu muncul, gigi akan mengalami penumpukan dan menyebabkan posisi gigi sekitarnya bergeser dan tidak rata. Dalam kasus pertumbuhan gigi bungsu yang impaksi akan mendorong perkembangan folikel, akar gigi, dan tulang-tuang di sekitarnya.

Ketika tidak ada cukup ruang untuk gigi bungsu tumbuh, gigi bungsu akan terperangkap di belakang gigi molar atau geraham kedua dan mendorong gigi tersebut.

Gigi bungsu yang secara aktif mendorong gigi molar kedua dapat berkontribusi pada bergesernya struktur gigi bawah lainnya.

7. Menyebabkan sakit kepala

Sakit kepala menjadi gejala yang paling sering dirasakan ketika gigi impaksi. Gigi bungsu impaksi dapat menyebabkan sakit kepala pada sendi temporomandibular, yang menghubungkan rahang dan tengkorak.

Nyeri ini dapat menyebar ke area lain di kepala, belakang mata atau area wajah.

Rasa sakit yang dimulai pada persendian otot-otot di sekitarnya merambat ke tengkorak dan menyebabkan sakit kepala atau migrain.

Meski sakit kepala rumit untuk didiagnosis, tetapi jika Anda merasakan nyeri kepala berulang, tak ada salahnya mengonsultasikannya pada dokter gigi dan mencari tahu kemungkinan sumber masalah yang berasal dari gigi bungsu.

8. Memicu sakit sinus


Pertumbuhan gigi bungsu bisa memicu nyeri pada sinus terutama di area rahang atas. Perkembangan gigi bungsu dan akarnya dapat mendorong sinus yang berada tepat di atas dan di belakangnya.

Karena tekanan tersebut, sakit kepala dan sakit sinus bisa muncul.

Itulah 8 alasan untuk mencabut gigi bungsu, terlebih jika pertumbuhannya tidak normal atau impaksi. Gigi bungsu yang tidak dicabut harus terus dipantau pertumbuhannya karena bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Seiring bertambahnya usia, gigi bungsu berisiko mengganggu kesehatan, termasuk potensi masalah gigi bungsu itu sendiri.

Pastikan untuk membersihkan seluruh bagian gigi hingga menjangkau si gigi bungsu. Tak lupa kunjungi dokter secara teratur untuk mengevaluasi kondisi gigi bungsu maupun kesehatan gigi secara keseluruhan.