FEMINIA-Prediksi perdagangan, wawasan konsumen, tren layanan makanan dan perihal keberlanjutan menjadi agenda dalam trade seminar virtual untuk wilayah Selatan Asia yang berlangsung pada tanggal 24-25 November 2020.
Seminar dua hari ini menghubungkan para pengusaha daging merah, retail dan horeca dengan pelaku industri dari Australia serta memberikan update terkini terkait hal yang berlangsung di pasar Asia tenggara, walaupun adanya pembatasan mobilitas akibat pandemi.
Managing Director Meat & Livestock Australia (MLA), Jason Strong, memberikan kata sambutan dengan menekankan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang luar biasa dengan beragam tantangan. Namun, pelaku industri dapat dengan cepat beradaptasi dan secara konsisten dapat memasok dan memenuhi permintaan akan daging merah Australia yang jumlahnya di luar dugaan.
“Wilayah selatan Asia merupakan wilayah yang penting bagi kami. Wilayah ini berkontribusi masing- masing sebesar 10% dari ekspor daging sapi dan domba Australia. Kami memiliki staf dan tenaga teknis yang terdedikasi di wilayah ini untuk memastikan kami dapat terus memenuhi kebutuhan
para pemangku kepentingan dan konsumen. Kami percaya, bahwa investasi kami baik di peternakan maupun di sepanjang rantai pasokan, termasuk di negara tujuan, menempatkan kami pada posisi solid yang memastikan bahwa konsumen dan pelanggan kami dapat menikmati daging sapi dan domba Australia pada berbagai kesempatan.”
Bagi eksportir dan calon operator yang ingin masuk ke pasar Asia Tenggara, para perwakilan perusahaan, yaitu Rick Stephen, SATS; Ynyr Jones, Classic Fine Foods; David Whitehead, Mavin Group dan Filippo Candrini, Happyfresh – pada diskusi panel, menegaskan pentingnya memahami
preferensi konsumen dan kebutuhan untuk berinvestasi pada kemitraan dan edukasi. Negara-negara dan pasar di Asia Tenggara berada pada berbagai tingkat kematangan sementara perekonomiannya bergerak naik, oleh karena itu perencanaan jangka panjang sangat dibutuhkan, khususnya seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Daging sapi dan domba asal Australia sudah dikenal karena kualitasnya dan terdapat peluang dalam segmen premium yang terus berkembang. Memahami target konsumen dan segmen pasar merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan branding daging asal Australia tidak tergerus atau turun.
Konsumsi daging merah di Asia Tenggara, berdasarkan proyeksi FAO-OECD, diharapkan terus bertumbuh dengan stabil setiap tahunnya, didorong dengan meningkatnya pendapatan, populasi penduduk dan keinginan untuk bereksplorasi pada jenis kuliner dan pengalaman yang baru. Proporsi daging sapi pada pola makan konsumen di Asia Tenggara cenderung rendah dibandingkan dengan ikan, ayam, dan babi. Namun diperkirakan, daging sapi akan menjadi kategori daging dengan pertumbuhan tercepat kedua, dengan volume konsumsi diperkirakan meningkat sebesar 8% per tahunnya dari tahun 2019 hingga 2024 (Sumber: GIRA).
Analis MLA mencatat bahwa tahun 2021 diperkirakan akan dipengaruhi oleh sejumlah variabel, termasuk faktor penggerak seperti permintaan yang tinggi akan protein hewani setelah kekurangan pasokan akibat wabah Flu Babi Afrika, terlepas dari dampak perekonomian akibat COVID-19. Dari perspektif konsumen, terdapat tren unik di wilayah Asia Tenggaran dan faktor pendorong pertumbuhan yang strategis, seperti “ketenangan pikiran” dan “kebersamaan” yang harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha.
General Manager International Market MLA, Andrew Cox, yang berbasis di Singapura menyoroti bahwa seminar virtual ini merupakan komitmen MLA – sebagai lembaga yang berhadapan langsung dengan konsumen yang melakukan riset, pemasaran dan promosi di negara-negara yang membeli dan menggunakan daging merah Australia – untuk memastikan para pemangku kepentingan tetap terinformasi dan ter-update mengenai perkembangan dan tren serta wawasan utama.
“Daging merah Australia berada pada posisi premium di sebagian besar wilayah Asia Tenggara – karena sistem dan standar kualitas “paddock-to-plate”. Rangkaian seminar ini merupakan salah satu cara kami berbagi informasi dengan para mitra kami mengenai investasi yang terus dilakukan dalam rangka mempertahankan keamanan, integritas dan kualitas daging merah kami, serta sebagai media pameran untuk inisiatif riset dan solusi pangan, sehingga para mitra dapat mendapatkan nilai dan keunggulan sepenuhnya dengan memilih daging sapi dan domba Australia.”
Rencana Strategis
Baru-baru ini, industri daging merah Australia meluncurkan rencana strategis yang baru dengan target yang ambisius yaitu menggandakan nilai penjualan daging merah Australia pada tahun 2030. Karena Australia mengekspor 70% produksi daging sapi dan 65% daging dombanya, pasar internasional merupakan pasar utama untuk mencapai target tersebut. Tim international market MLA berfokus pada enam prioritas investasi, yaitu: membangung ekuitas brand, meningkatkan ketersediaan secara fisik, membimbing brand ambassador yang teredukasi, memperbaiki akses pasar, berinvestasi bersama mitra komersial, dan memberikan wawasan yang terpercaya dan berkualitas tinggi di sepanjang rantai pasokan.
Program MLA di wilayah Selatan Asia meliputi trade seminars, promosi dan kampanye konsumen regional “Beef Up” dan “Lambassador”. MLA menyediakan serangkaian materi yang dapat digunakan oleh mitra perdagangan, retail dan horeca. Untuk ikut berpartisipasi, silakan menghubungi sthasia@mla.com.au dan kunjungi www.trueaussiebeefandlamb.sg